Salah seorang pedagang jengkol yang ditemui detikFinance, Senin (29/05/2017) malam, Win (60) mengaku dirinya telah menjual jengkol dengan harga tinggi sejak bulan lalu.
"Wah, (jengkol) mahal sekarang, Rp 90.000. Dari sananya (Pasar Induk) udah mahal," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari bulan ruwah sudah Rp 90.000 jengkol. Kemarin-kemarin Rp 50.000, terus naik Rp 60.000, sempat enggak ada, terus ada lagi harganya Rp 70.000. Sekarang Rp 90.000," tuturnya.
Jengkol yang dijualnya dengan harga Rp 90.000 per kg diakuinya berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Padahal menurut Win, dirinya juga biasa menjual jengkol jenis lain yang berasal dari Lampung atau Sulawesi dengan harga yang lebih murah sekitar Rp 80.000 per kg. Namun saat ini pasokannya tengah sulit dicari.
"Biasanya saya jual juga (jengkol) yang Lampung. Sulawesi juga ada. Lebih murah, yang dari Lampung Rp 80.000 juga dapat. Tapi sekarang susah," ujarnya.
Kendati demikian, dirinya hanya menjual jengkol tegantung pasokan dari pedagang di tingkat distributor. Win mengaku, seluruh sayur mayur termasuk jengkol yang dijualnya diperolehnya dari Pasar Induk. (ang/ang)