Begini Persiapan 100% Bayar Tol Non Tunai Mulai Oktober

Jakarta - Pembayaran non tunai di gerbang tol secara penuh bakal dilaksanakan pada Oktober tahun ini. Melalui kerja sama dan serangkaian persiapan intensif, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penyelenggara prasarana jalan tol, dan Bank Indonesia (BI) yang membawahi perbankan sebagai penyedia layanan transaksi non tunai bakal bersinergi untuk fokus ke 3 aspek utama yang perlu dibenahi.

Yang pertama adalah pembentukan perusahaan elektronik toll collection/ETC untuk mengatur sistem pembayaran non-tunai di jalan tol yang ditargetkan dapat beroperasi menyeluruh pada Oktober nanti.

Perusahaan ETC ini akan menjalankan 3 fungsi utama, yaitu akan menyediakan reader atau aplikasi terkait, Kedua, rekonsiliasi dan sinkronisasi data transaksi dengan data lalu lintas antar operator tol dengan bank, ketiga membagi pendapatan secara proporsional kepada setiap operator yang ruasnya saling terintegrasi.

"Ini kita sekarang paling tidak ada 22 operator jalan tol. Kalau masing-masing operator hubungan dengan perbankannya bilateral, sistem akan jadi kusut sehingga menjadi tidak efisien. Jadi, kita ini harus punya komitmen. Presiden sudah firm, minta ini dijalankan," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo di kantornya, Rabu (31/5/2017).

Yang kedua, nantinya uang elektronik dari seluruh bank yang menjadi issuer atau penerbit kartu terdaftar di BI juga bisa diterima di seluruh gerbang tol. Hal ini agar penerapan penuh transaksi non tunai di gerbang tol tak mempersulit pengguna yang memiliki kartu yang berbeda-beda.

"Dengan diwujudkannya lingkungan yang saling interkoneksi dan interoperabilitas di antara produk uang elektronik, sim card layanan produk di tol dapat berasal dari uang elektronik berbagai bank atau bersifat multi issuer dan non eksklusif," jelas Agus.

Ketiga, elektronifikasi seluruh ruas tol juga akan meniadakan fee 0,3% per transaksi yang selama ini dibebankan operator kepada bank. Komisi bisnis yang harus dibayarkan bank kepada operator atas jasa penerapan pembayaran non-tunai sebesar 0,3%, akan diganti dengan sistem merchant discount rate (MDR). Penggunaan MDR itu akan berlaku setelah didirikannya perusahaan ETC tadi.

"Ini agar sustainability dari keseluruhan model bisnis elektronifikasi tol lebih efisien. Jadi kalau nanti yang biasanya kita akan terima 0,3%, memang akan diganti dengan merchant discount rate, sehingga semua akan betul-betul semua memperoleh bagiannya," ungkapnya.

Agus juga menekankan, dengan diterapkannya pembayaran tol non tunai secara penuh, perbankan harus bisa memastikan bahwa fasilitas isi ulang harus diperhatikan dan jangan sampai mempersulit masyarakat.

"Perbankan yang hadir harus betul-betul mempersiapkan fasilitas top up. Dan BI nanti ijinkan bagi fasilitas anda boleh kenakan fee tapi tidak besar-besar," pungkasnya.. (dna/dna)