Omzet Uber Naik 18%, Tapi Masih Rugi Rp 9,2 Triliun

Omzet Uber Naik 18%, Tapi Masih Rugi Rp 9,2 Triliun

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 01 Jun 2017 14:25 WIB
Foto: Maikel Jefriando/detikFinance
Jakarta - Perusahaan aplikasi penunjang transportasi ternama, Uber menorehkan kinerja pendapatan positif sepanjang kuartal I-2017. Namun sayangnya perusahaan yang berasal dari San Francisco, California ini masih menderita kerugian.

Melansir CNBC, Kamis (1/6/2017), Uber memperoleh pertumbuhan pendapatan 18% di kuartal I-2017 menjadi US$ 3,4 miliar, angka tersebut setara dengan Rp 44,2 triliun (kurs Rp 13.300 per dolar AS).

Sayangnya Uber masih menderita kerugian sebesar US$ 708 juta atau sekitar Rp 9,2 triliun dengan hitungan kurs yang sama. Meskipun begitu kerugian Uber di kuartal I tahun ini lebih kecil dibanding kerugian kuartal sebelumnya sebesar US$ 991 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uber yakin dengan penurunan kerugian di kuartal pertama, membuat perusahaan yakin tengah berada dalam jalur untuk menoreh profitabilitas.

Namun Uber juga harus kehilangan Gautam Gupta yang merupakan Head of Finance pertama Uber. Pria itu keluar dari Uber untuk bergabung dengan salah satu perusahaan yang juga berbasis di San Francisco.

"Gautam memiliki bakat finansial kelas dunia. Selama empat tahun terakhir, dia sangat diperlukan bagi kami untuk membangun Uber dari sebuah gagasan ke dalam bisnis seperti sekarang ini. Kami tidak dapat melakukan semua ini tanpa dia, dan aku akan merindukan energi, fokus dan antusiasme nya. Kita semua di Uber ingin dia berhasil dalam tantangan berikutnya," kata CEO Uber Travis Kalanick kepada CNBC. (ang/ang)

Hide Ads