"Kalau petani kita mogok, nggak mau tanam, bawang merah, padi, wortel kentang kemudian import terus, di sana (negara pengeksport) juga kekurangan, stop tidak akan ekspor ke Indonesia, mati nggak kita. Kalau mau harganya tinggi," ujar Djarot di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur saat peresmian mesin CAS, Selasa (6/6/2017).
Menurut Djarot, import adalah salah satu bukti bahwa kedaulatan pangan belum bisa diwujudkan di Indonesia. Selain itu, import juga membuat inflasi sulit dikendalikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot menjelaskan banyak petani tidak mau menanam kebutuhan pokok karena ketika panen raya harga akan jatuh menjadi sangat murah. Hal itu karena pemerintah belum mengambil langkah intervensi untuk menjaga dan membeli hasil dari petani.
Dengan mesin CAS yang dimiliki oleh PD Pasar Jaya, yang bisa menjaga kualitas bawang dan cabai selama 6 bula, Djarot berharap Jakarta bisa jadi percontohan bagi provinsi lain dalam penggunaan teknologi.
"Harapan saya, Jakarta menjadi contoh supaya provinsi lain memggunakan teknologi ini. Kalau ini sdh teruji bagus, teknologi CAS kenapa tidak dimanfaatkan di provinsi lain," harap Djarot.
"Tujuannya adalah melindungi bukan hanya ekonomi makro mikro, tapi juga produsen, pedagang, dan masyarakat," tutupnya (bis/dna)