Seperti dilansir dari CNNMoney, Rabu (7/6/2017), hingga sekarang, ada sekitar 140.000 orang tenaga kerja Filipina berada di Qatar. Pemerintah Filipina pun melakukan pemantauan dengan sangat ketat.
"Kami tahu pasti Qatar tidak menghasilkan makanan sendiri. Jika ada yang terjadi dan mereka kehabisan makanan dan kerusuhan pangan terjadi, jelas bahwa [pekerja asing] kami akan menjadi korban pertama," kata Silvestre Bello, Kepala Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Filipina dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan mereka yang siap pergi, kita harus menangguhkan sementara untuk perlindungan mereka sendiri karena kita harus menilai situasinya terlebih dahulu sebelum kita mengizinkan lagi penempatan pekerja migran kita," kata Bello.
"Ini untuk perlindungan mereka sendiri," tandasnya. (mkj/hns)











































