Dalam keterangan tertulis dari Kementan, Rabu (7/6/2017), Amran tiba-tiba berhenti di tengah jalan dalam kunkernya tersebut, Selasa (6/6/2017).
Amran terkejut dan langsung mendatangi sebuah tenda besar bertuliskan lahan tambah tanam. Perhentian yang tak ada dalam daftar kunker-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kok melihat ada yang kurang ini," kata Amran kepada Plt Bupati Sampang, Fadhil Budiono.
Pandangan mata Amran langsung tertuju ke lahan sawah yang mulai mengering. Dia pun menanyakan kondisi lahan tambah tanam tersebut dan Fadhil menjawabnya.
"Ini tadah hujan sawahnya Pak Menteri," kata Fadhil dan membuat Amran langsung geleng-geleng.
"Ada sungai di sini? Jaraknya jauh tidak?" ucap Amran langsung dijawab dengan lugas oleh Fadhil, "Ada, 200 meter Pak".
Respons cepat langsung ditunjukkan menteri asal Sulawesi Selatan tersebut dan seketika memanggil anak buahnya. Amran meminta agar Kementan mengirimkan 10 pompa air untuk menyedot air sungai menuju persawahan.
"Kalau tunggu hujan sekali setahun. Ini sumber air dekat. Nanti sebelum subuh saya minta pompa airnya sudah datang ke sini," tegas Amran.
Menurut Amran, dengan adanya pompa air maka air Sungai Bosa langsung dibawa ke sawah tadah hujan tersebut.
"Jangan cuma sekali panen. Nanti kalau ada pompa air bisa dialiri sawah ini. Jadi bisa panen sampai tiga kali setahun, kami bantu Pak Bupati," tuturnya.
Amran menegaskan, langkah yang dilakukannya merupakan pesan langsung dari Presiden Jokowi untuk hadir di tengah masyarakat Indonesia, apalagi saat membutuhkan.
"Saya tidak mau janji, ini sesuai pesan Bapak Presiden. Saya langsung realisasikan kebutuhan akan pompa air ini," ucap Amran.
Sontak warga dan pejabat Pemkab Sampang bersorak dan bertepuk tangan dengan respons cepat Amran tersebut. Mereka percaya dan yakin komitmen untuk Indonesia swasembada pangan diwujudkan benar-benar oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
(nwy/hns)











































