Gubernur BI, Agus Martowadjojo, mengungkapkan data-data harga pangan yang ada di PIHPS dikumpulkan dari 164 pasar tradisional di 82 kota yang tersebar di 34 provinsi.
"PIHPS ini alat perluasan akses informasi harga pangan di daerah. Informasi dalam PIHPS fokus pada 10 komoditas pangan yang paling bergejolak, serta 21 varian pangan lain yang jadi sumber inflasi. 10 pangan ini memiliki bobot 50% dari volatile food," jelas Agus saat peluncuran PIHPS di Gedung BI, Jakarta, Senin (12/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Publik bisa membuka situs hargapangan.id atau bisa dibuka juga dengan Android dan iOs. Saat ini dalam tahap percobaan baru di pasa tradisional, dan akan dikembangkan lagi untuk harga di pasar modern dan pedagang besar di 52 kota IHK (Indeks Harga Konsumen)," terang Agus.
"Bahkan untuk di 2018 nanti akan dikembangkan lagi ke 10 komoditas yang sama di tingkat produsen. Jadi informasinya akan sangat komprehensif dari produsen sampai konsumen," tambahnya.
10 komoditas utama yang masuk ke PIHS antara lain beras, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
Selain Agus, hadir pula dalam peluncuran tersebut Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (idr/dna)