Darmin kemudian mencontohkan negara tetangga, Filipina, yang meski kondisi geografisnya serupa dengan Indonesia yakni kepulauan, namun bisa mengendalikan laju inflasinya dengan sangat baik.
"Kita punya kebijakan di bidang pangan dengan memiliki Bulog, di negara lain kurang lebih sama yakni Filipina, dia juga kepulauan, dia juga punya sejarah inflasi yang juga tinggi," kata Darmin saat peluncuran Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (12/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang menarik inflasi dia bisa di bawah 3% secara konsisten, kelihatannya sejak tahun 2000. Sementara inflasi kita masih tinggi. Dia punya Bulog, kita juga punya Bulog," jelas Darmin.
Saat masih menjabat Gubernur BI, Darmin mengingat, saking besarnya pengaruh komoditas pangan pada inflasi, sampai harus merepotkan bank sentral untuk menaikan BI rate waktu itu.
"Tahun 2010 saya masih ingat pas masih di BI, menjelang akhir tahun ada tekanan kuat sekali dari pasar supaya BI rate naik. Waktu itu cabai lagi naik, naiknya memang banyak karena sepanjang tahun hujan. Saya bertahan (pertahankan BI rate), saya pikir enggak ada gunanya moneter kita dengan urusan inflasi cabai. Tapi kemudian muncul pergerakan kurs, saya akhirnya ngalah saja," kenang Darmin. (idr/hns)











































