"Lebaran kan situasional, ya musiman. Tapi kalau kita lihat dari waktu ke waktu, karena jumlah kamarnya juga bertambah banyak, jadi relatif kenaikannya enggak begitu signifikan karena suplai banyak," jelas Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (12/6/2017).
Hitung-hitungannya, tingkat keterisian kamar (okupansi) hotel pada Idul Fitri tahun ini sulit untuk menembus 100%. Hal ini sudah terasa sejak Lebaran tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk mendongkrak tingkat hunian kamar, sambung dia, PHRI mencoba mengandalkan peningkatan dari tamu wisatawan. Salah satu yang tengah diupayakan, yakni usulan terkait branding pariwisata Indonesia.
"Jadi kita sudah mengusulkan kepada pemerintah dari branding Wonderfull Indonesia, menjadi selling Visit Indonesia. Jadi besok kita programnya betul-betul jualan produk. Kalau kemarin-kemarin lebih banyak branding. Jadi besok bersama-sama pemerintah, kita minta promosinya, kita yang jual produknya dalam rangka tahun 2019 dapat (target) 20 juta turis (asing)," pungkas Hariyadi yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). (idr/hns)