Sri Mulyani Cs dan DPR Sepakati Ekonomi 2018 Tumbuh 5,2-5,6%

Sri Mulyani Cs dan DPR Sepakati Ekonomi 2018 Tumbuh 5,2-5,6%

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 13 Jun 2017 19:41 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menetapkan asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2018.

Pimpinan Rapat Komisi XI Melchias Marcus Mekeng mengatakan, penetapan asumsi makro dalam pembicaraan awal ini untuk pertumbuhan ekonomi disepakati 5,2%-5,6%.

"Jadi ini kesimpulan asumsi makro dalam pembicaraan awal, apakah bisa disetujui?," tanya Mekeng di Ruang Rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setuju," jawab anggota Komisi XI yang hadir.

Selain asumsi makro, komisi XI bersama pemerintah telah menyetujui mengenai target pembangunan ekonomi seperti tingkat pengangguran menjadi 5,0%-5,3%, tingkat kemiskinan 9,5%-10%, gini rasio 0,38 terhadap PDB, dan Indeks Pembangunan Manusia 71,5.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengubahan rentang asumsi makro dari yang diusulkan pemerintah menandakan DPR ingin adanya keseimbangan dan kehati-hatian dengan apa yang ditargetkan pemerintah.

"Saya rasa kalau dewan hari ini putuskan 5,2% itu cukup baik meski kenaikannya enggak terlalu. Sedangkan untuk batas atasnya, dengan 5,6% tentu itu merupakan catatan bagi pemerintah karena pemerintah menginginkan pertumbuhan yang lebih tinggi," kata Sri Mulyani pada kesempatan yang sama.

"Namun tentu BI berikan batas atas 5,5% dan ini yang dipakai oleh dewan cukup banyak, kami harus bisa yakinkan bahwa 5,6% itu masih dalam range yang realistis," jelasnya.

Menurut Sri Mulyani, meski ada perubahan akan tetapi tetap masih menandakan optimisme pemerintah dalam membangun perekonomian Indonesia.

"Itu kombinasi optimisme dan kerja keras yang harus kita lakukan, ya kita hargai keputusan hari ini. Kalau dari sisi inflasi sama, exchange rate mungkin range-nya rendah walau saya rasa masih dalam range yang kita gunakan," ungkap dia.

Meski demikian, Mantan Direktur Bank Dunia memandang dengan pengubahan asumsi tersebut, khususnya pada pertumbuhan ekonomi yang menjadi 5,2%-5,6% masih memberikan optimisme pada pasar.

"Saya rasa tidak ada masalah berarti melihat masih dalam range terutama batas atas karena dinaikkan ke 5,6%, saya rasa juga berikan esensi mengenai adanya sense of progress," tutupnya.

Asumsi Dasar Makro Ekonomi dalam RAPBN 2018 yang diajukan pemerintah:

- Pertumbuhan Ekonomi 5,4%-6,1%,
- Inflasi 3,5Âą1%,
- Nilai Tukar (kurs) Rp 13.500-Rp 13.800 per US$,
- Suku Bunga SPN 3 bulan 4,8%-5,6%.
- ICP US$ 45-60 per barel.
- Lifting Minyak Bumi 771 ribu-815 ribu bph
- Lifting Gas Bumi 1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari.

Kesimpulan Rapat dengan Komisi XI DPR:

- Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,6%
- Inflasi 3,5Âą1%,
- Nilai Tukar (kurs) Rp 13.300-Rp 13.500 per US$,
- Suku Bunga SPN 3 bulan 4,8%-5,6%.
- ICP US$ 45-60 per barel.
- Lifting Minyak Bumi 771 ribu-815 ribu bph
- Lifting Gas Bumi 1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads