Semarang Penyangga Utama Pertumbuhan Ekonomi Jateng

Semarang Penyangga Utama Pertumbuhan Ekonomi Jateng

Niken Widya Yunita - detikFinance
Rabu, 14 Jun 2017 16:41 WIB
Foto: Dok. Pemkot Semarang
Semarang - Kota Semarang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat 2 tahun ke belakang. Bahkan kota itu menjadi penyangga utama laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.

Dalam keterangan tertulis dari Pemkot Semarang, Rabu (14/5/2017), pada 2015 tercatat laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Tengah sebesar 5,4 dan berada jauh di bawah Kota Semarang dengan LPE 5,79. Sedangkan pada 2016 LPE Jawa Tengah turun menjadi 5,28, sedangkan Kota Semarang naik menjadi 5,8.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, tingginya laju pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang salah satunya didukung oleh investasi masuk ke Kota Semarang yang meningkat dengan tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendrar didapuk membuka kegiatan FGD Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal oleh Pemerintah Daerah. Acara berlangsung di Crowne Plaza Hotel, Semarang, pada Selasa(13/6/2017). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Investasi di Kota Semarang meningkat signifikan. 2010 Sampai 2011, investasi yang masuk kurang dari Rp 1 triliun, tetapi per 2016 jumlah investasi di Kota Semarang meningkat tajam menjadi Rp 10,5 triliun," ujar wali kota yang mendapatkan penghargaan Wali Kota Terbaik Dunia kategori Pertumbuhan Dinamis Kota, dalam ajang Socrates Award, di Italia pada 2014.

Dirinya menjelaskan peningkatan investasi yang terjadi di Kota Semarang tersebut didukung empat hal. Pertama, kondusifitas wilayah, kedua potensi ekonomi di suatu daerah. Ketiga akses yang mudah dijangkau, dan yang terakhir adanya jaminan administrasi.

Hendrar melanjutkan, dalam menjaga situasi kondusif, pihaknya menggelar berbagai aktivitas yang langsung bersinggungan dengan masyarakat dan tokoh agama yang dikemas dalam berbagai kegiatan.

Di sisi administrasi, pihaknya tidak akan segan-segan menindak pegawai yang 'bermain'. Dia tidak menginginkan investor dijadikan sapi perah ketika mengurus perizinan.

"Kami selalu menyadarkan sedulur-sedulur di pemerintahan agar tidak bermain-main terkait masalah perizinan. Jangan pernah memperlakukan investor seperti sapi perahan. Ini karena investor masuk memberikan dampak positif misalnya mengurangi pengangguran dan yang jelas menambah pemasukan kas daerah," katanya.

(nwy/ang)

Hide Ads