Dengan harga eceran sebesar itu, harga kulakan pedagang ke pengepul menurutnya Rp 18.000/kg.
"Telur ini saya stres harganya Rp 19.000/kg sampai Rp 20.000/kg. Saya minta dari peternak harusnya harganya Rp 18.000/kg. Tapi dari pengepul kedua dan pengepul ketiga kalau sampai di pasar saja sudah Rp 18.000/kg, berarti di peternak Rp 15.000-16.000/kg," kata Enggar di sela-sela kunjungannya, Kamis (15/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, lanjut dia, harga yang rasional di konsumen untuk telur seharusnya bisa Rp 23.000-24.000/kg agar bisa membantu peternak.
"Terlalu turun jauh harga dari peternak, dia sampai sini (pasar) Rp 23.000-24.000/kg wajar, nah persoalannya di pasar Cilegon Rp 19.500/kg. Selisihya jauh, kalau enggak bangkrut dia," ucap Enggar.
Diungkapkannya, kenaikan penjualan selama Ramadan diharapkan bisa mendongkrak permintaan sehingga harga bisa naik secara alami. "Penjualan meningkat harapannya terdongkrak naik," tutur Enggar
Yang jelas, pernyataan Enggar itu berbeda dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang Harga Acuan. Dalam aturan itu, harga eceran telur ayam ras Rp 22.000/kg. (idr/hns)











































