Menurut Luhut, tindakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, dalam memberantas tindakan Illegal Unregulated and Unreported (IUU) fishing telah cukup berhasil. Namun langkah selanjutnya perlu dipertanyakan.
Menanggapi pertanyaan Luhut tersebut, Susi menjawabnya via jejaring sosial Twitter melalui akun @susipudjiastuti. Rangkaian kicauan Susi itu mulai di-posting sekitar satu jam lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana pencuri ikan mau berhenti? Kalau itu satu-satunya jalan untuk dapat ikan, karena di negaranya sendiri sudah habis karena overfishing," ujarnya.
Luhut juga sempat menyebut ikan itu tidak punya agama dan kebangsaan, sehingga kalau tidak ditangkap akan pindah ke wilayah lain atau mati disantap predator.
"Benar ikan itu tidak beragama dan tidak punya kebangsaan, lagipula kenapa kita harus pikir ikan seperti itu? Tapi wilayah pengelolaan perikanan sampai dengan batas EEZ (exclusive economic zone) itu adalah wilayah kedaulatan negara yang diakui oleh dunia Internasional," jelasnya.
Susi menambahkan, memang ikan akan saling memangsa jika tidak ditangkap. Namun ikan tersebut sebelum mati akan berkembang biak terlebih dahulu, sehingga bisa menambah jumlah kan yang tersedia.
"Ikan akan mati dan dimakan oleh ikan lainnya, sangat betul. Tapi ikan itu lahir tidak langsung mati, tapi besar, kawin, bertelur, beranak pinak," jelasnya.
"Setelah beranak pinak, ikan pun mati ditangkap atau mati sendiri. Itulah kehidupan dalam ekosistem. Fitrah makhluk hidup itu untuk beregenerasi," tutupnya.
Simak kicauan lengkap Susi di bawah ini.
(ang/wdl)