Sejumlah pedagang di Pasar Gondangdia bahkan memperkirakan kalau harga daging bisa kembali merangkak naik melebihi harga tersebut.
"Itu (harganya) bisa naik lagi, bisa Rp 140.000/kg-Rp 150.000/kg," kata Uyung salah seorang pedagang daging saat berbincang dengan detikFinance di kiosnya, di Pasar Gondangdia, Jakarta, Senin (19/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya memperkirakan kenaikan itu bisa kembali naik saat H-3 hingga Lebaran. Uyung mengaku memang hal itu sudah biasa terjadi dari tahun ke tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Sudah begitu memang. Bukan permainan, memang tahun ke tahun sudah begitu (harga naik)," katanya.
Salah seorang pedagang lainnya di lokasi juga memperkirakan hal yang sama. Memperkirakan harga daging bisa kembali naik beberapa hari sebelum lebaran nanti.
"Bisa-bisa memang nanti naik lagi harganya (daging segar). Biasanya sih begitu," katanya.
Walau harga daging sapi naik, namun pedagang di Pasar Gondangdia mengaku tak kehilangan pembeli. Sebab, konsumen tetap mencari daging sapi segar.
Sedangkan daging beku impor tak terlalu banyak peminat.
"Ini (daging sapi lokal) biar mahal tetap dibeli. Kalau impor jarang yang beli, enggak suka orang-orang," kata Uyung.
Menurut Uyung, daging impor hanya dibeli oleh orang-orang awam yang kurang mengerti daging.
"Jadi mereka itu cuma maunya daging saja, sudah beli. Enggak masalah mau beli impor atau lokal, yang penting murah," katanya.
Daging beku atau daging impor asal India dijual dengan harga sekitar Rp 80.000/kg. Harga itu jauh berbeda dengan daging sapi lokal.
Pedagang memperkirakan harga daging sapi lokal akan turun setelah Lebaran.
"Turun lagi tapi setengah bulan setelah lebaran. Sudah jadi tradisi begitu. Setelah Idul Fitri, harga daging turun, semuanya juga begitu," tutur Uyung. (hns/hns)