Berbeda dengan kontraktor, mitra yang ditunjuk oleh AP I dalam pembangunan bandara baru Yogyakarta ini akan menanamkan modalnya sebesar 70% dan sisanya dari AP I.
Siapa saja pihak yang menjadi calon mitra bagi AP I dalam melakukan pembangunan Bandara Kulonprogo?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan bandara ini menelan biaya sebesar Rp 10,9 triliun dengan rincian pembebasan lahan Rp 4,2 dan konstruksi Rp 6,7 triliun ditargetkan dapat dilakukan soft opening alias beroperasi belum penuh di April 2019. Dalam biaya konstruksi, AP I akan menggelontorkan dana sebesar 30% dari total Rp 6,7 triliun dan 70% sisanya berasal dari mitra yang akan ditunjuk minggu ini.
AP I bisa membayar 70% dari biaya konstruksi yang ditalangi mitra kerja sama minimal 7 tahun setelah bandara beroperasi di 2019, atau pada 2026. AP I membayar biaya kontsruksi dengan mempertimbangkan kenaikan nilai guna dari bandara.
"Konsep selarang kita kerjasamakan semacam dia bangun dia miliki bangunan itu selama berapa tahun, kita bayar beli. Minimum 7 tahun setelah itu kita bayar dengan value of money yang harus diperhitungkan juga," tutur Israwadi.
Direktur Utama AP I menambahkan, pihaknya juga tengah mengembangkan 9 bandara di bawah pengelolaan perseroan, antara lain Bandara Adi Sutjipto, Bandara Ahmad Yani, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Ngurah Rai, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Sultan Hasanudin, Bandara Juanda, Bandara Adi Soemarmo, dan Bandara Lombok. Pengembangan bandara tersebut diperkirakan menelan dana hingga Rp 54 triliun dan ada yang selesai di 2018 mendatang pengembangannya.
"Nilainya minimal Rp 54 triliun, besar," kata Danang. (dna/dna)











































