Sidang Tahunan AIIB Kedua tersebut mengangkat tema "Sustainable Infrastructure" yang dihadiri oleh para menteri dan perwakilan dari 80 negara anggota, organisasi internasional, lembaga kemasyarakatan, akademisi, dan sektor swasta. Sri Mulyani hadir untuk menjalankan kapasitasnya sebagai Gubernur Indonesia di AIIB.
Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani menghadiri Governor Business Session yang mengagendakan persetujuan resolusi Dewan Gubernur, antara lain, Laporan Keuangan AllB dan Special Funds tahun 2016, Alokasi Pendapatan Bersih AIIB, Laporan Tahunan 2016 dan anggaran 2017, Penerimaan negara-negara anggota baru, Persetujuan lokasi dan tanggal Sidang Tahunan AIIB 2018, dan Penunjukan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Gubernur 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling menonjol untuk mendapatkan pendanaan dari AIIB. Apalagi, dari 13 proyek Indonesia terdapat 3 proyek yang didanai.
"Jadi Indonesia termasuk yang paling menonjol untuk upgrade seperti waduk, dan infrastruktur regional," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/6/2017).
Sri Mulyani menyampaikan Governor Statement yang berisikan penghargaan kepada AIIB atas pencapaian tahun 2016, termasuk dihasilkannya kebijakan dan strategi prioritas atas energi, lingkungan, sosial, tata kelola, dan sumber daya. lndonesia juga menyampaikan beberapa arahan kepada AIIB, antara lain supaya AIIB dapat memenuhi kebutuhan finansial di kawasan dalam pembiayaan infrastruktur dan meningkatkan kerja sama dengan lembaga multilateral dalam proyek infrastruktur, khususnya proyek berskala besar. Selain itu, AIIB diharapkan dapat membiayai proyek-proyek stand-alone dan membantu negara-negara berkembang dalam persiapan proyek melalui Special Funds.
Sri Mulyani juga melakukan beberapa pertemuan bilateral di sela-sela Governors' Session dengan beberapa Gubernur, yaitu dengan Gubernur Korea Selatan yang juga Deputy Prime Minister serta Menkeu dan Strategi Dongyeon Kim, Menkeu Tiongkok Xiao Jie, Menkeu Sri Lanka Mangala Samarawera, Menkeu Filipina Carlos Dominguez lll, Menkeu Georgia Dimitry Kumsishvili, Wakil Menkeu Selandia Baru Gabriel Makhlouf, dan Wakil Menkeu Timor Leste Helder Lopes.
Pada pertemuan dengan Menkeu Tiongkok Xiao Jie, Sri Mulyani membicarakan Belt and Road Initiative serta kerja sama di bidang perpajakan. Kedua menteri sepakat untuk mendukung kedua agenda yang menjadi prioritas kedua negara dalam mendorong perekonomian regional dan nasional, dan detil kedua agenda akan ditindaklanjuti di tingkat teknis.
Selanjutnya, pada pertemuan dengan Menkeu Sri Lanka Mangala Samarawera, Sri Mulyani mendukung peningkatan kerja sama antara kedua negara, khususnya keinginan Sri Lanka untuk bertukar pengalaman dengan lndonesia dalam pelaksanaan reformasi fiskal dan sektor keuangan.
Menkeu Sri Lanka Mangala Samarawera juga menyampaikan undangan Perdana Menteri Sri Lanka kepada Menkeu Sri Mulyani untuk berkunjung ke negaranya. Selain itu, pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani bersama empat Gubernur anggota konstituensi yang sama (Group G), yaitu Kamboja, Laos, Sri Lanka, dan Myanmar, menghadiri pertemuan konstituensi yang dipandu oleh anggota Board of Director AIIB Group G yang juga Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Rionald Silaban.
Sidang Tahunan AIIB Kedua di Jeju ini, diawali dengan seremoni pembukaan oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-ln dan dilanjutkan oleh Presiden AIIB Jin Liqun. Presiden Moon menyampaikan antara lain dukungan Korea Selatan atas program pembiayaan infrastruktur yang dibutuhkan oleh negara-negara anggota bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Presiden Moon secara lebih spesifik memberikan apresiasi atas program AIIB untuk pembiayaan energi terbarukan yang relevan dengan kebutuhan energi pada masa datang.
Sementara, Presiden AIIB mengutarakan perkembangan AIIB yang berjalan sesuai rencana (on-track) selama 18 bulan Operasinya, dan bahkan mencatatkan realisasi investasi melampaui target yang ditetapkan. AIIB berhasil membiayai 13 proyek senilai US$ 2,2 Miliar.
Presiden Liqun juga menekankan perlunya pembangunan infrastruktur di Asia yang berkelanjutan dan upaya AIIB untuk mencapai strategi tematik prioritasnya, yaitu sustainable infrastructure, mobilizing private capital, dan cross border connectivity. (mkj/mkj)