Saat tinjau Pasar Blambangan, Enggar langsung berkeliling mengunjungi sejumlah kios pedagang. Mulai dari toko kelontong, penjual sayur mayur, hingga penjual daging. Di sana, Enggar menemui sejumlah pedagang toko kelontong yang menjual bahan kebutuhan pokok yang dipasok Bulog.
"Dari hasil pantauan, secara keseluruhan harga-harga komoditi stabil, bahkan cenderung turun. Stabilnya harga ini tidak hanya di Banyuwangi, namun kondisi nasional relatif sama," kata Enggar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua komoditi tersebut harganya stabil dan aman, kalaupun ada kenaikan tidak signifikan seperti daging sapi dan daging ayam, itu pun dalam empat hari terakhir. Stok secara nasional juga aman sekali. Daging aman, beras aman, gula sangat aman, minyak goreng aman, begitu juga bawang putih," tuturnya.
Enggar menjelaskan stabilnya harga ini tidak terjadi secara instan, tapi sejumlah strategi sudah dipersiapkan sejak akhir tahun 2016. Salah satunya adalah memastikan semua stok kebutuhan pokok aman.
"Stok sudah kami pastikan sejak akhir tahun lalu. Beberapa komoditi yang butuh suplai dari luar, sudah kami impor seperti bawang putih dan daging. Untuk bawang puting sengaja kami gelontorkan terus ke pasar untuk menekan harga. Hasilnya di pasar induk harga sudah turun hingga Rp. 13 ribu per kilogram," kata Enggar.
Selain itu, Kemendag juga melakukan impor daging. "Tapi di Jawa Timur tidak kami masuki daging impor, sesuai kebijakan Jatim, para peternak di Jatim mampu mencukupi kebutuhan regionalnya, apalagi di Jatim salah satu sentra daging yang cukup," jelas dia.
Enggar juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak membatasi kuota impor daging. Menurut Enggar hal ini untuk menghindari potensi korupsi yang bisa terjadi. Selain itu impor juga dibarengi dengan persiapan kemandirian swasembada daging.
"Kita lihat kebutuhan di lapangan, bila memang perlu baru kita impor. Kami juga minta kepada para importir sapi tidak hanya mengimpor sapi pedaging tapi juga indukannya, ini untuk menjaga keseimbangan jumlah sapi di dalam negeri, dan nantinya juga kita dorong agar mereka juga mau jadi peternak secara bertahap," kata Enggar. (ang/ang)