Meski Pasar Tanah Abang masih tutup, para pedagang tetap berjualan dengan memanfaatkan emperan jalan. Alasannya, mereka ingin meraup penghasilan tambahan sekaligus menghabiskan stok.
"Cuma untuk sekedar isi waktu saja, habisin stok. Kita juga enggak mudik," ujar pedagang Pasar Tanah Abang, Rudi, kepada detikFinance saat ditemui di lokasi, Selasa (27/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria asal Sumatera Barat ini menjajakan beraneka jenis jilbab dan pashmina sebagai barang dagangannya. Dimulai dari jam 08.00 WIB hingga jam 16.00 WIB, Rudi menggelar dagangannya dengan menawarkan harga miring.
"Ini sekarang dari Rp 35 ribu jadi Rp 10 ribu. Jual rugi saja, buat habisin stok, soalnya Kamis sudah enggak bisa jualan lagi. Jadi nanti pas buka hari Senin sudah barang baru lagi," terang Rudi.
Rudi mengaku biasanya meraup omzet Rp 3 juta- Rp 5 juta dalam sehari. Namun, ia mengaku kali ini penjualan tak sebesar biasanya. Hingga pertengahan hari saja, ia hanya mampu meraup sekitar Rp 1,2 juta. Sementara pada tahun lalu, jumlahnya bisa dua kali lipat.
"Mungkin karena anak mau masuk sekolah, jadi enggak banyak yang belanja barang biasa," Ucap Rudi.
Sementara pedagang lainnya, Dedi, mengaku bisa meraup untung lebih di momen pasca Lebaran seperti ini. Pasalnya, tak banyak pedagang yang menjadi saingannya dan suasana pasar Tanah Abang yang lebih ramai dibanding Stasiun Kota, tempat ia berjualan.
Dagangan sendal yang ia jual seharga Rp 10 ribu per pasang bisa menciptakan omzet hingga Rp 600 ribu dalam sehari.
"Biasanya kalau di Stasiun Kota cuma setengahnya. Kalau di sini senang aja, bisa banyak yang beli," tutur Rudi. (hns/hns)