Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengakui dalam melakukan penyusunan masih memberikan perhatian terhadap beberapa sentimen ekonomi yang berasal dari eksternal.
"Yang negatif, kami masih lihat perkembangan kebijakan perdagangan karena internasional tidak disebut pulih secara cepat," kata Sri Mulyani, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Eksternal di konteks region, kami akan lihat adjustment ekonomi di China, Korea Selatan, dan Jepang yang merupakan negara yang pengaruhi Asia Timur. Itu yang kami lihat secara langsung karena dia pengaruhi ekspor impor, capital flow," tambah dia.
Dan faktor lainnya, kata Sri Mulyani, terkait dengan kebijakan moneter di negara-negara maju, seperti bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu Federal Reserve (The Fed).
"Itu yang kami perhatikan 2018 nanti kami harus update sampai Juli nanti," kata dia.
Lanjut dia, dalam pembahasan APBN-P 2017 dengan DPR, akan dilihat realisasi penerimaan pajak dan juga seluruh asumsi dasar perekonomian Indonesia.
"Kami juga akan lihat progres dari belanja semester satu, pertama untuk perubahan belanja memasukkan prioritas-prioritas didanai untuk tahun ini, apakah untuk Asian Games dan pemilu, itu cukup banyak tambahan belanja yang harus kita sediakan untuk akhir tahun ini," tutup dia. (wdl/wdl)











































