Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, baru saja melantik Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Racmatarwata, yang menggantikan Vincetius Sonny Loho, serta melantik para pajabat eselon II di lingkungan yang sama.
Sri Mulyani memiliki pesan-pesan kepada para pejabat di lingkungan Ditjen Kekayaan Negara yang baru saja dilantik. Kepada Isa Racmatarwata, Sri Mulyani meminta tidak segan berdiskusi dengan pejabat sebelumnya, untuk mengelola kekayaan negara lebih baik lagi. Pejabat sebelumnya hanya ada dua orang, yakni Hadiyanto yang saat ini menjabat sebagai Sekjen Kemenkeu, dan Vincentius Sonny Loho yang baru saja masuk masa pensiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Hendra Kusuma/detikFinance |
Dia mengatakan, sejak pemerintah melakukan pengelolaan, kekayaan negara harus tertib hukum dan sesuai dengan tata kelola yang sudah ditetapkan. Apalagi, setiap tahunnya banyak dikeluarkan belanja modal yang bisa menghasilkan kekayaan negara.
"Kami perlu lihat apakah valuasi yang kami lakukan pada awal merintis itu perlu diperbaharui. Maka perlu tertib tata kelola dan tata hukum. Tapi juga sisi dari valuasi dan cerminan dari kekayaan negara sehingga masyarakat tahu berapa kekayaan negara," kata dia.
Selanjutnya, tantangan yang harus dihadapi Dirjen Kekayaan Negara yang baru adalah terkait dengan dibutuhkannya basis laporan keuangan negara yang berbasis pada akrual. Apalagi, saat ini utang pemerintah masih menjadi sorotan utama, yang seolah-olah keputusan utang menjadi keputusan yang tidak hati-hati.
Foto: Hendra Kusuma/detikFinance |
"Saya sampaikan ke masyarakat bentuk akuntabilitas kita, bukan hanya menyoroti satu sisi yaitu utang. Sehingga masyarakat tahu neraca itu tidak hanya kekayaan tetapi juga ekuitas (modal). Neraca itu terdiri dari dua sisi. Tugas Pak Isa, saya minta menyampaikan ke masyarakat sisi satunya, supaya masyarakat memiliki pandangan berimbang terhadap keuangan Indonesia," tambah dia.
Pesan selanjutnya, Mantan Direktur Bank Dunia ini meminta adanya pengelolaan aset apalagi Indonesia merupakan negara berkembang yang akan terus maju dan makmur. Sampai saat ini, masih banyak aset yang belum dimaksimalkan dalam pengelolaannya.
"Situasi ini menunjukkan kita sebagai manager aset belum cukup pintar. Saya tunjuk Pak Isa untuk membawa cara pandang baru yang lebih progresif. Saya ingin ambisinya tinggi. Tidak pernah lelah untuk membukukan aset. Saya juga ingin pengelolaan aset negara harus bebas konflik kepentingan dan korupsi, dulu mudah sekali aset slip hilang dari buku kita, karena tidak kami bukukan. Saya harap Pak Isa tidak segan bertanya ke Pak Sonny apa-apa yang perlu dilakukan," jelas dia.
Sementara pesan kepada pejabat eselon II di lingkungan Ditjen Kekayaan Negara, Sri Mulyani berharap para pejabat eselon II mampu menjadi pioner dalam kelola treasury dan cash management yang berdasarkan less cash atau non tunai.
"Saya harap jaga reputasi Kemenkeu. Di bawah kepemimpinan Bu Sum saya harap Kemenkeu punya komitmen tata kelola yang baik, anti korupsi dan jadi institusi yg efektif efisien bisa terwujud. Saya tidak mau kita bersih tapi tidak efisien atau tidak efektif. Saya ingin Irjen tetap fokus dalam jaga tata kelola, compliment, anti korupsi, dan terus perbaiki kinerja," ungkap dia. (wdl/wdl)












































Foto: Hendra Kusuma/detikFinance
Foto: Hendra Kusuma/detikFinance