Wakil Ketua Umum Asosiasi Ekportir Kopi Indonesia (AEKI), Pranoto Soenarto, menilai tren bisnis kedai kopi yang prospektif tersebut bisa dilihat dari terus bertumbuhnya konsumsi kopi per kapita dalam negeri.
"Dulu beberapa tahun lalu konsumsi kopi per kapita Indonesia hanya 0,8 kg atau 800 gram setahun. Sekarang sudah mencapai 1,5 kg per tahun. Artinya konsumsi kopi ini terus meningkat," jelas Pranoto saat berbincang dengan detikFinance, Selasa (5/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin banyak orang memahami kopi lokal, dan muncul tren warung-warung kopi oleh anak muda," kata Pranoto.
Diungkapkannya, di beberapa negara konsumsi kopi per kapitanya sudah sangat tinggi, meski beberapa di antaranya bukan negeri penghasil kopi.
"Jepang konsumsi kopi per kapitanya 4 kg per tahun. Di negara Eropa juga tinggi, bahkan Norwegia konsumsi kopi per kapita 13 kg per tahun. Negara tetangga Malaysia juga cukup tinggi sudah 4 kg," tutur Pranoto.
Lantaran konsumsi kopi domestik yang masih kecil, sebagian besar produksi kopi lokal yang mencapai 630.000 ton setiap tahun diekspor. "Sebagian besar masih untuk ekspor sekitar 500.000 ton setahun," pungkasnya. (idr/wdl)