Di Pasar Ini Harga Daging Sapi Masih Rp 130.000/Kg

Di Pasar Ini Harga Daging Sapi Masih Rp 130.000/Kg

Citra Fitri Mardiana - detikFinance
Rabu, 05 Jul 2017 16:33 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance
Jakarta - Harga daging sapi segar di Pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan, masih Rp 130.000/kg. Angka ini masih lebih tinggi Rp 10.000 dari harga normal daging sapi Rp 120.000/kg

Salah seorang pedagang daging Ahmad Jasuki mengatakan, hingga kini harga tersebut masih belum kembali sempurna. Dirinya mengaku, tiga hari belakangan dirinya dan pedagang daging lainnya masih menjual daging dengan harga Rp 130 ribu per kg.

"H-1 (harga) daging sampai Rp 150.000/kg. Terus turun Rp 140.000/kg. Lebaran seminggu sampai sekarang Rp 130.000/kg," ungkap Ahmad kepada detikFinance, Rabu (5/7/2017),

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad mengaku, belum berani menjual daging sapi segar dengan harga normal. Pasalnya harga yang diperolehnya dari pedagang juga masih relatif mahal. Namun, dia enggan menyebut rincian harga yang dimaksud.

"Karena dari jagalnya masih mahal belinya. Tapi Lebaran dua minggu juga sudah normal lagi," terangnya.

Kondisi harga daging sapi yang belum kembali normal pun membuat sebagian ibu-ibu mengeluh. Salah satunya Merry, yang memperhatikan harga bahan pangan pasca Lebaran selalu sulit kembali ke harga normal, termasuk daging sapi segar.

"Kalau setiap Lebaran, harga naik jarang yang turun. Kaya harga daging yang masih mahal. Maunya harga cepet kembali. Kalau bisa (daging segar) di bawah Rp 100.000," terangnya.

Telur Rp 23.000/kg

Selain daging sapi segar, harga telur ayam di Pasar Tebet Timur juga naik. Telur ayam dibanderol Rp 23.000/kg, naik Rp 2.000, dari sebelumnya Rp 21.000/kg.

"Pasca lebaran, naik, Rp 23.000/kg. Biasanya hanya Rp 21.000/kg," terang Brian kepada detikFinance.

Menurut Brian, melonjaknya harga tersebut lantaran orang yang bertugas mendistribusikan telur ayam dari peternak ke tangan pedagang belum beroperasi. Mereka lebih memilih libur Lebaran.

"Karyawan yang biasa angkut-angkut kan enggak pada masuk, pulang kampung. Jadi bayar orang lagi buat angkutin ini (telur). Butuh biaya lebih. Jadi otomatis naik," tutur Brian. (hns/hns)

Hide Ads