Hal tersebut diungkapkannya dalam rapat kerja Banggar dengan pemerintah terkait dengan APBNP 2017 di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Darmin mengatakan, perkiraan defisit anggaran pada APBNP 2017 yang menjadi 2,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) jika tidak ada penghematan alamiah pada belanja K/L, DAK, dan Dana Desa. Padahal, jika terjadi penghematan secara alamiah maka defisit menjadi 2,67% terhadap PDB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin menyebutkan, anggaran belanja pemerintah pusat pada APBN 2017 sebesar Rp 1.315,5 triliun dan realisasinya baru mencapai 37,9% atau setara Rp 498,6 triliun. Dalam RAPBNP 2017 diusulkan belanja pemerintah pusat menjadi Rp 1.351,6 triliun.
Untuk anggaran transfer ke daerah dan dana desa dalam APBN 2017 sebesar Rp 764,9 triliun dan diproyeksikan outlook-nya sebesar Rp 749,3 triliun
Untuk tetap menjaga defisit, pemerintah juga akan melakukan penghematan belanja K/L yang dilakukan dengan realokasi belanja barang menjadi belanja produktif dan mendesak. Pada tahun ini diperkirakan alokasi penghematan sebesar Rp 16 triliun dan dialihkan ke belanja prioritas di K/L dan belanja lainnya seperti pembayaran utang luar negeri, BLU.
Bahkan, pemerintah juga akan terus melanjutkan subsidi tepat sasaran yang diimbangi dengan program perlindungan masyarakat miskin.
Adapun, lanjut Darmin, defisit anggaran yang diperkirakan menjadi 2,92% juga berdasarkan kemampuan ralisasi yang telah terjadi selama semester I 2017.
"Sebetulnya kalau dihitung berdasarkan angka, anggarannya juga, 100%, maka memang 2,92%, Namun kami yakin realisasinya bukan 100% anggaran itu antara 96-97% gitu. Nah kalau dipakai outlook yang dia 3% tidak akan terealisasikan, maka angkanya 2,67%," ungkap dia. (mkj/mkj)











































