Komentar Netizen Soal Pemindahan Ibu Kota ke Palangka Raya

Komentar Netizen Soal Pemindahan Ibu Kota ke Palangka Raya

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Jumat, 07 Jul 2017 17:48 WIB
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono
Jakarta - Pemerintah masih mengkaji pemindahan ibu kota ke luar Jawa. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menargetkan pengkajian selesai akhir tahun ini.

Salah satu daerah yang dipilih pemerintah untuk jadi ibu kota baru Indonesia adalah Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.

detikFinance sudah membuat survei kepada pembaca mengenai rencana ini. Saat ini survei masih berjalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pembaca juga memberikan respons dan komentar yang beragam, mulai dari setuju, tidak setuju, hingga netral. Sampai sore ini di akun resmi Facebook detikcom sudah masuk sekitar 1.400 komentar.

Berikut beberapa komentar netizen tersebut.

Komentar Setuju



Sarwo Edy Saya pribadi setuju ibukota pindah, tapi untuk dipertimbangkan agar tidak di kalteng. Salah satu kendala disana adalah kesulitan memperoleh air bersih dalam jumlah banyak, karena tanahnya lahan gambut. Kemudian akan kesulitan memperoleh batu dan pasir bila ingin bangun insfrastruktur. Mungkin kalimantan timur. Maaf, tidak ada RAS dalam pendapat pribadi saya.



Cornelis W Lauvra Setuju dong!!!! Memang harus di kaji dulu... hehehe... namun pemindahan ibu kota itu sebuah keharusan karena sudah di rencanakan dari dulu oleh presiden pertama kita.... Mungkin para pemikir negara jaman dahulu sudah dapat gambaran DKI Jakarta di masa kini dengan segala aspek kekurangan dan kelebihannya... alasan yang paling baik adalah PEMERATAAN PEMBANGUNAN dan Membantu mengurangi kepadatan di DKI Jakarta yang selama ini semakin banyak sekali pendatang yang mencoba peruntungannya di Ibu Kota.... mudah-mudahan semuanya semakin baik. Untuk yang ngomong Negara ini sekarang banyak utang lebih baik anda melihat dan mencari tahu dulu untuk apa utang tersebut dan apakah sebelum Jokowi hutang Indonesia sedikit???? Heheheeheee..... ayo berpikir maju dan majulah Indonesiaku.....



Yulius Talok Setuju Ibukota RI pindah ke Kalteng dg alasan dan usul saran sbb :
1. Jakarta sangat crowded
2. Wilayah luas penduduk sedikit
3. Pemerataan pembangunan. Kurun 5-10 tahun Kalteng akan sangat maju
4. Ibukota sebaiknya tidak langsung di Palangkaraya karna terlalu rata potensi banjir tinggi , tapi didaerah yg agak berbukit agar tidak kebanjiran. Lokasi harus didaerah yg tidak subur
5. Tanah untuk calon ibukota harus dibeli bukan penyerahan cuma2. Harga tanah yg pantas agar masyarakat bisa hidup memadai pasca tanahnya dijual.
6.Jalan harus dibuat lebar ya perkiraan tidak macet dalam kurun waktu 500 an tahun
7. Siapkan juga lokasi untuk bandara internasional yg luas dan memadai dan transportasi masal yg tidak macet, senrawut. Mengurangi pertumbuhan kendaraan pribadi yg pasti akan sangat tinggi.
7. Untuk fasilitas umum tanah masyarakat boleh dijual belikan termasuk kantor perusahaan/ badan hukum swasta
8. Untuk kepentingan investasi perlu dibuat regulasi agar tanah masyarakat tidak diperjualbelikan tapi disewa, dikontrak, sebagai penyertaan modal (imbreng). Ini merupakan upaya membangun ekonomi kerakyatan dimana rakyat tetap berdaulat atas tanahnya, ada penghasilannya yg tetap, ketika habis masa kontrak bisa diperpanjang, jika tidak rakyat akan menerima bangunan dan lain2 yg ada diatas tanahnya. Dengan cara ini rakyat tidak akan termarjinalisasi seperti orang betawi di Jakarta, orang Bali, yg bisa diterapkan didaerah lain dimana orang manggarai barat tidak bernasib sama dg saudara kita yg tersebut diatas.
9. Lebih cepat pindah lebih baik.
10. Potensi bencana di Kalteng adalah asap dan banjir
11. Antisipasi dini kerusakan lingkungan hidup jika ibukota negara RI pindah ke Kalteng
12. Luas dan batas ibukota negara yg pasti sehingga tidak menimbulkan perselisihan batas dikemudian hari.
13. RTRW yg jelas jika mungkin langsung dibuat Rencana Detail Tata Ruang Ibukota negara
14. Peruntukan penggunaan tanah yg jelas untuk sarana umum, bisnis, pertanian, perkebunan, pariwisata dll.



Agustinus Wahyono Sangat setuju. Kalo harus dikaji lagi, lha wong sejak rencana sejak 1950. Dikaji apa lagi? Dikaji, diwacana, direncana... 50 tahun lagi.... lanjut dikaji, diwacana, direncana... teruuuus... Payah, ah, pentium 1 mikir untuk 50 tahun lagi.


Komentar Tidak Setuju



Erlangga Angga Urus rakyat dulu masih banyak masyarakat yang hidup Miskin,susah ,contoh token listrik aja masih mahal ngapain buang2 anggaran pindahkan Ibu kota ke kalteng. Sejahterakan dulu rakyat baru pindahkan Ibu kota.



Hartono Effendi Tidak setuju.... Yg perlu dibenahi adalah birokratnya... Masalah banjur ataupun macet, pasti bisa diatasi dengan birokrat yg baik dan masyarakat taat hukum serta memiliki kesadaran yg tinggi untuk negara tanpa bisa terprovokasi...
Yg paling simple, apakah kita masih buang sampah di sembarang tempat? Atau meludah di sembarang tempat?



Iam Tirta Lebih baik pokus mensejahtrakan rakyt dlu aj..fokus kpd perekonomian..fokus keperadilan..ky nya lbh baik dr pda memindahkan ibu kota..tp klo itu smua pemerintah bisa kerjalan bersamaan knp tdk..jgn kn palang karaya..d sumatra pun ya silhkan



Sugeng Setyawan Tak jauh dari jakarta ada lahan kosong yang bisa dipakai peruntukannya untuk pemerintahan srcara exclusive...lahan reklamasi...knapa nggak dipindah kesitu???...tinggal bangun jembatan2 terhubung dgn sekolah2, rumah2 sakit, dll. Mudah dan murah tentunya...



Bayu Angga Tidak setuju... kalau alasan hanya utk pemerataan ekonomi sekalian aja pindahnya ke wamena. Ir. Soekarno dulu punya gagasan mindahin itu dulu skg sudah gk perlu... skg sudah bagus kok sudah tertata smw apa yg dibutuhkan smw ada di jkt dr akses akomodasi moda transportasi menuju ksn lbih mudah dan relatif murah ketimbang dr daerah lain mnuju kalimantan.
Jgn hanya krn tdk suka kpd satu golongan akirnya setuju2 saja.


Komentar Netral



Delmon DM Jakarta itu disamping sbg ibu kota negara (pusat pemerintahan) sekaligus juga sbg pusat keuangan dan bisnis maupun politik bangsa ini. Kalau tujuan nya utk mengatasi persoalan urbanisasi, masalah sosial, banjir dan kemacetan kronis Jakarta maka pemindahan Ibu kota negara sbg pusat pemerintahan tdk akan berdampak positif yg berarti selama Jakarta tetap sbg "center of exellent" pusat keuangan dan bisnis yg meraup lbh kurang 60% dari jumlah uang yg beredar di negeri ini. Jakarta oriented hrs dirobah paradigma nya menjadi daerah oriented, sehingga pemerataan pembangunan, kegiatan perekonomian dan penyebaran pusat keuangan dan bisnis itu dpt dilakukan secara bertahap. Misalnya contoh sederhana diarahkan (dgn kebijakan dan aturan) perusahaan besar atau group2 usaha itu lapangan operasi mereka ada didaerah seperti pertambangan, perkebunan dsb hrs membuka kantor dan membayar pajak mereka di daerah ybs. Kantor2 pusat group tdk selalu hrs di Jakarta tapi bisa disebar ke beberapa wilayah seperti yg sdh berjalan selama ini kantor pusat PT.Kereta Api dan Telkom ada di Bandung. Banyak kebijakan yg bisa dipertimbangkan utk mengurangi Jakarta oriented sepanjang ada kesediaan Pemprov Jkt utk merobah paradigma sbg center of exellent dan adanya political will dari pemerintah pusat. (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads