Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan, mpusat belanja seperti Glodok ditinggalkan karena pengelola maupun pedagang tidak bisa merespons perubahan.
"Dia (Glodok) berubah apa enggak? Dari dulu sama. Kalau memang enggak berubah ya pasti sepi. Enggak usah ngomong mal atau pusat belanja, semua yang tidak berubah pasti sepi," kata Stefanus ditemui di Kementerian Perdagangan, Senin (17/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda kalau mau dapat pacar ya jangan biasa-biasa saja. Anda harus tampil beda, kasih perhatian lebih, ketemu gombalin. Kalau berbeda dengan yang lain, pasti Anda banyak yang suka," canda Stefanus memberi perbandingan.
Semakin tergerusnya omzet pedagang di Glodok, kata dia, lumrah terjadi pada pasar manapun yang tak bisa mengikuti perubahan zaman maupun tak memiliki pembeda yang bisa menarik pengunjung.
"Pasar tradsional pun begitu kan? Kalau tidak berubah lama-lama pasti ditinggalkan. Tapi pasar-pasar tradisional setelah diubah sedikit jadi ramai," ujar Stefanus. (idr/hns)