Menanggapi hal tersebut, Chairman CT Corp berpendapat, pelaku bisnis seharusnya melakukan terobosan dalam melakukan bisnisnya. Sebab, yang dilakukan CT adalah mengajak masyarakat untuk bisa menikmati cara berbelanja namun dengan suasana yang berbeda, lengkap dengan pusat hiburan, supermarket dan bioskop. Hal ini menjadi daya tarik karena sensasi tersebut tak bisa dirasakan saat berbelanja secara online.
"Kita membuat pola baru, di mana kita membuat Transmart itu bukan retail saja, tetapi combining semua kebutuhan masyarakat. Mau nonton ada bioskopnya, mau anak-anak main ada theme park-nya, mau makan komplit ada restoran dan kafenya, mau belanja ada komplit semuanya," katanya saat ditemui di sela acara jumpa pers di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (18/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, meski pasar saat ini masih lesu, prospek bisnis yang berbasis konsumen ke depan di Indonesia masih sangat menjanjikan. Hal tersebut dibuktikan CT Corp dengan menggelontorkan investasi tak sedikit pada ekspansi bisnis Trans Mart.
"Investasi kita dalam satu tahun itu hampir US$ 1 miliar loh. Transmart saja targetnya bangun 30 buah tahun ini. Untuk satunya itu biayanya kira-kira Rp 400 miliar. Itu baru satu bisnis loh," pungkasnya. (ang/ang)











































