Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka Raya

Jelajah Calon Ibu Kota

Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka Raya

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 20 Jul 2017 07:56 WIB
Foto: Noval/detikcom
Palangka Raya - Presiden Sukarno berkeinginan menjadikan Palangka Raya sebagai ibu kota baru Indonesia menggantikan Jakarta. Niatan tersebut sempat direalisasikan Sukarno saat itu, dengan membangun jalan aspal pertama di Palangka Raya yang total panjangnya mencapai 174 kilometer (km).

Bahkan, Sukarno yang saat itu memiliki hubungan baik dengan Rusia (saat itu disebut Uni Sovyet), meminta para insinyur dan ahli konstruksi sipil asal negara tersebut untuk turut membantu pembangunan jalan tersebut. Rusia yang dikenal dengan ketahanannya pun membangun jalan tersebut, dibantu oleh tenaga dari masyarakat sekitar.

Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka RayaFoto: Eduardo Simorangkir


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanah gambut yang mendominasi wilayah Palangka Raya, oleh kontraktor Rusia dikeruk dan diganti dengan material padat. Material padat tersebut diambil dari bukit Tangkiling yang berjarak sekitar 50 km dari pusat kota Palangka Raya saat ini, atau titik nol jalan yang kini dinamakan Jalan Tjilik Riwut, Gubernur pertama Provinsi Kalimantan Tengah.

"Pembangunan jalan itu dikeruknya gambutnya, terus dikasih batu dari bukit Tangkiling itu, sampai didinamit. Kan batunya itu keras sekali," kata putri sulung Tjilik Riwut, Emiliana Enon Heryani, kepada detikFinance, saat ditemui di Palangka Raya, Rabu (13/7/2017).

Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka RayaFoto: Eduardo Simorangkir


Enon sendiri menjadi saksi sejarah pembangunan Jalan Tjilik Riwut yang dulunya dikenal dengan nama Jalan Rusia tersebut. Ia menuturkan, saat itu, tiap sore dirinya melihat pembangunan jalan Rusia tersebut.

Pengerjaannya dilakukan oleh masyarakat, sementara insinyur-insinyur asal Rusia dan beberapa insinyur Indonesia yang disebut ProJaka menjadi tenaga ahlinya. Meski dibangun pada era Presiden Sukarno, kondisi jalan hingga saat ini relatif masih sangat baik dan mulus.

Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka RayaFoto: Eduardo Simorangkir
Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka RayaFoto: Eduardo Simorangkir


"Jadi saya kadang-kadang melihat jalan itu dari rumah ini sampai ke Tengkiling itu enggak gonjang-ganjing gitu. Karena kan digali lumpurnya. Dikasih batu. Jadi kuat. Gambutnya dikeruk," ungkap Enon.





Jalan tersebut pun dibangun dengan ukuran relatif besar yakni 3 lajur setiap arah. Pembangunan jalan yang baru berjalan sampai 35 km ini terpaksa dihentikan karena ada pergantian pemerintahan. Jaringan jalan tersebut akhirnya hanya mampu menghubungkan Kota Palangka Raya dengan daerah Bukit Tangkiling menuju arah Sampit.

Kisah Sukarno Minta Rusia Bangun Jalan di Palangka RayaFoto: Eduardo Simorangkir
(wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads