Namun ternyata, kota yang menyimpan sejarah penting bagi Presiden Sukarno ini belum memiliki dua infrastruktur penting yang selama ini ada di kota-kota lainnya. Dua infrastruktur tersebut adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dan bendungan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Tengah, Yuren S Bahat, mengatakan kedua infrastruktur itu sendiri sangat penting bagi keberlangsungan aktivitas di daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di seluruh Kalimantan kondisinya sekarang belum ada RSUP. Pak Gubernur sudah mengusulkan pembangunan RSUP di Ratas di Istana Presiden. Di Musrenbang sudah kami sampaikan juga, agar cepat dilaksanakan," katanya kepada detikFinance saat ditemui di kantornya, Palangka Raya, Kamis (14/7/2017).
Ada 3 lokasi yang telah disediakan untuk pembangunan RSUP, yakni di Jalan Tjilik Riwut Km 38, Palangka Raya seluas 490 ribu m2, atau di Jalan Tjilik Riwut km 9, Palangka Raya seluas 30 ribu m2, dan di Jalan Hiu Putih, Palangka Raya seluas 90 ribu m2.
Selain itu, wilayah Kalimantan Tengah juga menjadi satu-satunya Provinsi yang belum memiliki bendungan. Padahal potensi pembangunan bendungan ada di Kalimantan Tengah dengan sumber daya air yang melimpah. Adanya bendungan akan menambah ketersediaan air baku dan pembangkit lisrik.
"Kalimantan Tengah ini satu-satunya Provinsi yang masih belum punya bendungan loh. Artinya kita jadi sudah siap untuk air baku tadi. Kedua, untuk energi, kalau kita bangun bendungan untuk PLTA, itu siap. Tapi masalahnya masih belum prioritas," ujar Kadis PU Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard Ampung dalam kesempatan yang berbeda.
Pembangunan bendungan sendiri saat ini telah diusulkan oleh Pemprov ke Pemerintah Pusat. Lokasinya telah disediakan di tiga tempat, yakni Murung Raya, Gunung Mas, dan juga Katingan.
"Yang jelas bendungan itu untuk menahan air di daerah-daerah hulu, agar jangan sampai turun ke hilir dan keluar. Kan enggak dimanfaatin sama sekali sekarang, padahal kalau kita bendung, buat turbin, buat PLTA bisa. Bisa untuk listrik sekitar 20 MW (cukup menyuplai Kalteng, Kaltim dan Kalsel), air baku," pungkasnya. (wdl/wdl)











































