Seperti diketahui perkembangan fasilitas transportasi di Singapura, memang lebih dulu maju dibandingkan Indonesia. Meski begitu, Indonesia kini tak mau larut dalam ketertinggalan. PT Angkasa Pura II kini tengah bersiap untuk mengoperasikan skytrain Pada Agustus 2017 mendatang.
Dengan nama Changi Airport Skytrain, kereta tersebut dapat mengakomodasi penumpang di tiga terminal di bandara Changi yang dilalui. Dengan jarak antar kereta (headway) kurang lebih 1-2 menit. Penumpang yang menggunakan skytrain ini pun tidak dipungut biaya karena kereta ini merupakan fasilitas pelayanan dari pihak bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bedanya, saat pengoperasian fase pertama skytrain di Bandara Soetta masih memerlukan masinis, karena masih dalam tahap penyesuaian. Pasalnya bagi Indonesia, skytrain Bandara Soetta merupakan kereta tanpa awak pertama yang dioperasikan.
"Karena di Indonesia, (skytrain) ini kereta tanpa awak pertama kali," ungkap Yado Yarismano, kepada detikFinance, Jumat (21/7/2017).
Sementara itu perbedaan lain, skytrain di Bandara Cangi Singapura, berlokasi di dalam area penumpang. Sementara skytrain di Bandara Soetta berada di ruang publik, sehingga tak hanya penumpang, pengunjung pun bisa menikmati fasilitas yang sama.
"Kalau skytrain Bandara Soekarno-Hatta, posisinya masih di area publik. Kalau di Bandara Changi itu di dalam, khusus untuk penumpang," ujarnya.
Sedangkan secara fisik kereta sendiri, kedua skytrain relatif cukup sama, dengan jumlah setiap rangkaian terdiri dari dua gerbong kereta, di mana masing-masing gerbong dilengkapi dengan pendingin udara (AC). (ang/ang)











































