Beras yang biasa ditemui di pasaran memang memiliki jenis berbeda-beda. Namun biasanya masyarakat lebih mengenal dengan istilah beras medium dan beras premium.
Lantas, bagaimana cara membedakan beras premium dan medium? Seorang pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang Billy Haryanto menjelaskan, beras medium dengan beras premium memiliki perbedaan yang cukup menonjol jika diperhatikan baik-baik.
Pertama, segi warna. Beras medium memiliki warna yang lebih semu (buram) dibandingkan dengan beras premium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kedua, dari sisi butiran yang patah (broken). Beras medium memiliki tingkat kepatahan lebih tinggi yakni di atas 10%. Sedangkan beras premium yang tingkat kepatahannya hanya 0-10%.
"Dari tingkat broken (patahan bulir), kalau beras medium lebih banyak yang patah, daripada beras premium," ujarnya.
Ketiga, kerap kali ditemukan pada beras medium bulir beras yang bercampur dengan kotoran, seperti batu atau gabah. Sebaliknya, kotoran-kotoran semacam itu tidak ditemukan di beras premium.
"Beras medium masih suka kita lihat ada kotoran, ya batu, gabah. Kalau premium, enggak ada," terang Billy.
![]() |
Keempat, dari kualitas nasi yang dihasilkan, beras premium memiliki tampilan nasi yang lebih pulen dan rasa yang lebih nikmat dari beras medium.
"Keliatannya sekali dari hasil nasinya. Lebih pulen, lebih enak, karena kadar airnya lebih sedikit dari pada beras medium," ujarnya.
Di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, harga beras medium yang ditemui rata-rata dibanderol mulai dari harga Rp 8.000-9.000 per kg. Sementara harga beras premium dijual dengan harga Rp 9.500- Rp 13.500 per kg.
"Beras medium disini kisarannya dari Rp 8.000- Rp 9.000 per kg, kalau premium Rp 9.500- Rp 13.500 per kg," tutur Billy.