Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Widodo Santoso, mengatakan konsumsi semen nasional yang mencapai sekitar 29 juta ton hingga semester I-2017 menurun sekitar 1,2%.
"Semester I minus 1,2%, dengan 29 juta ton penjualannya," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia merinci, dari sekitar 29 juta ton 55% pangsa pasarnya berada di Pulau Jawa yang hingga semester I-2017 tumbuh sekitar 2%, sedangkan Sumatera pangsa pasarnya 20%-25% namun konsumsinya menurun 3%, untuk Sulawesi dan Kalimantan masing-masing pangsa pasarnya 7%-8% dan konsumsinya mengalami penurunan 8%, untuk NTT dan Bali pangsa pasarnya 5% dan konsumsinya naik 2%, sedangkan di bagian Timu seperti Maluku dan Papua pangsa pasarnya 2%-3% konsumsinya turun 13%.
"Penurunan ini karena adanya libur panjang, kemarin ada libur 12 hari, jadi pembangunan juga libur," ungkap dia.
Hingga akhir 2017, Widodo meramalkan pertumbuhan penjualan semen berada di level 4%-5%, dengan catatan banyak proyek-proyek infrastruktur yang dikebut sepanjang semester II-2017.
"Prinsipnya semester dua ini mau naik, karena banyak proyek infrastruktur akan dikebut, Insha Allah akan terealisasi menjadi 5%," papar dia.
Di sisi lain, kinerja ekspor semen nasional dilaporkan mencapai 1,1 juta ton atau meningkat jika dibandingkan pada sepanjang 2016 yang hanya 1 juta ton.
"Semester II-2017 bisa lebih dari 2 juta ton, sehingga akan berdampak pada penjualan yang bagus," tukas dia. (wdl/wdl)











































