Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, tumbuhnya laba secara siginifikan tersebut ditopang efisinsi operasional, penerapan teknologi informasi di bandara-bandara yang dikelola, dan peningkatan penerbangan yang didorong pesatnya industri pariwisata.
"Kinerja AP II pada paruh pertama tahun ini cukup baik karena melampaui target yang telah ditetapkan pemegang saham. Laba usaha tumbuh 62%, karena kami berhasil mengimplementasikan smart airport melalui penerapan teknologi informasi secara tepat, guna efisiensi dalam hal operasional di bandara-bandara sehingga dapat menekan beban usaha," ujarnya ditemui di Bandara Halim, Jakarta, Jumat (28/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan tersebut disumbang dari bisnis aeronautika seperti passenger service charge (PSC), biaya pendaratan pesawat, pemakaian garbarata, dan sebagainya sekitar Rp 2,32 triliun. Sementara itu, pendapatan dari bisnis nonaeronautika yaitu konsesi, sewa ruang komersil, kargo, dan lain-lainnya berkontribusi sekitar Rp 1,49 triliun.
"Industri pariwisata berkembang cukup pesat sejalan dengan program-program pemerintah memajukan pariwisata, sehingga menarik minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia," jelas Awaluddin.
Dia menuturkan, pergerakan penumpang domestik dan internasional di 13 bandara Indonesia di bawah AP II sepanjang Januari-Juni 2017 tercatat sebanyak 49,38 juta penumpang, naik sekitar 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 45,29 juta.
Khusus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, penumpang pada enam bulan pertama 2017 mencapai 29,83 juta penumpang, atau naik sekitar 7,4% dibandingkan dengan enam bulan pertama 2016 sebanyak 27,78 juta penumpang.
"Melihat tren pergerakan penumpang hingga semester I-2017, AP II optimistis pada akhir tahun jumlah penumpang di seluruh bandara di bawah perusahaan dapat mencapai target 100 juta penumpang. Seiring dengan rute-rute baru yang akan dibuka maskapai pada semester II-2017," pungkas Awaludin. (idr/wdl)











































