"Dana itu merupakan uang muka daripada jamaah yang mendaftar hari ini, tapi naik hajinya mungkin 10 tahun lagi, malah ada 30 tahun di sini, di Sulsel sampai 35 tahun," kata JK, di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2017).
JK mengatakan, pembayaran ongkos naik haji yang dibayarkan dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) memiliki risiko, yaitu nilai tukar uang yang sering berubah-ubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu harus diinvestasikan di sawit atau jalan tol yang dibayarnya juga naik terus," tambahnya.
JK menyebut, investasi dana haji di proyek infranstruktur aman. Dia bahkan memperkirakan ada keuntungan 15% selama 1 tahun, dan juga nilainya lebih tinggi daripada inflasi.
"Harus diinvestasikan lebih tinggi dari inflasi kalau nggak ini bangkrut, orang bisa-bisa tidak jadi naik haji. Itu alasannya," ucapnya. (fiq/wdl)











































