Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) tengah mengembangkan pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Limbah kantong plastik yang tadinya tidak memiliki manfaat, kini dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal untuk lapisan jalan.
Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengungkapkan, setiap kilometer (km) jalan dengan lebar 7 meter, dibutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5-5 ton. Hal ini tergantung dari berapa banyak lapisan aspal yang diinginkan untuk pengerasan jalan.
"Cukup besar, 1 kilometer itu sekitar 2,5 ton. Itu kalau satu lapis, kalau dua lapis (aspal) 5 ton," kata Danis saat dihubungi
detikFinance, Jakarta, Senin, (31/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Limbah plastik tersebut, lanjut Danis, dicampur bersama bahan-bahan pengeras jalan lainnya, seperti aspal hingga kerikil. Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran.
"Umumnya ketika mencampur, dia berikan ikatan yang lebih. Membuat lebih stabil, lebih diam dicampur di kerikilnya," tutur Danis.
Danis menambahkan, pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal juga bertujuan untuk meningkatkan umur jalan. Ia mengungkapkan, jika menggunakan aspal saja bisa bertahan selama 10 tahun, sedangkan jika dicampur limbah plastik, bisa bertambah hingga 40%.
"Kalau di aspal stabilitasnya secara teoritis 10 tahun, naik 40% sekitar 14 tahun kan kalau linier. Ini memperpanjang umur jalan," kata Danis.
(ang/ang)