Staf Khusus Kepala Kantor Kepresidenan, Dimas Oky Nugroho, menilai fenomena itu merupakan situasi yang kontradiksi mengingat faktanya tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tertinggi di dunia berdasarkan hasil survey terbaru lembaga ternama Gallup 2017.
"Kenyataannya, perkembangan inflasi bisa dijaga dan pemerintah melihat pertumbuhan ekonomi juga masih kuat. Daya beli masyarakat masih terdukung. Apalagi hasil data pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK di perbankan selama 9 bulan terakhir terlihat meningkat," ujar Dimas, di sela-sela acara Sekolah Kepemimpinan Kebangsaan Kader Bangsa Fellowship Program Angkatan VI di Hotel Yellow, Jakarta, Senin (31/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. KSP |
Jikapun ada masalah, Dimas melanjutkan, dikarenakan adanya keraguan atau pesimisme kelas menengah untuk menahan uangnya dan mentrasmisikan dananya ke konsumsi di dalam negeri. "Itu persepsi yang dimunculkan oleh kekuatan-kekuatan politik lama yang masih gagal move-on," jelasnya lagi.
Untuk itu Dimas mengajak agar sektor ekonomi kreatif lebih ditingkatkan untuk dikembangkan. Kuncinya adalah di optimisme dan jalan pikir yang sehat di kalangan anak muda. Kuncinya di optimisme anak muda.
Ekonomi kreatif hanya akan menjadi jargon dan aspek untung-rugi saja jika penyiapannya tidak dibarengi dengan penguatan pemahaman kebangsaan dan daya juang yang benar di kalangan pelakunya yakni anak muda klas menengah. Pemerintah membantu fasilitasi optimisme tersebut.
Foto: Dok. KSP |
"Di negara manapun yang ingin maju, negara harus serius mempersiapkan anak-anak mudanya yang kelak menjadi pemimpin di berbagai sektor untuk menjadi pemenang era globalisasi. Tugas yang pertama adalah mereka harus memahami dan mencintai bangsanya yang kaya dan majemuk ini secara benar," ujar Dimas yang juga merupakan founder dari Kader Bangsa.
Kader Bangsa Fellowship adalah program pelatihan untuk pemimpin-pemimpin muda dari seluruh Indonesia. Peserta yang terpilih berasal dari berbagai profesi seperti akademisi, wirausaha, LSM, santri, komunitas kreatif, jurnalis, pelayan publik dan seniman daerah. Tujuannya yakni mendorong dan mempertemukan pemimpin-pemimpin muda inovatif dalam sebuah jejaring kebangsaan. (wdl/wdl)












































Foto: Dok. KSP
Foto: Dok. KSP