Saat ini, pemerintah melalui Kementerian PUPR tengah menggenjot pembangunan jalan di kawasan perbatasan Papua dan Trans Papua yang memiliki panjang 4.330 kilometer. Pembangunan yang saat ini telah mencapai 89% itu ditargetkan seluruhnya tersambung pada 2018.
Pembangunan jalan di Provinsi Papua dan Papua Barat tidak semata menghubungkan antar kota/kabupaten untuk membuka keterisolasian, namun harus dapat menurunkan angka kemahalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlaksananya pembangunan jalan Trans Papua dan perbatasan diharapkan akan menghubungkan daerah yang selama ini terisolasi terhubung dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang ada. Biaya logistik yang dipangkas pun pada akhirnya mampu mengikis harga secara perlahan.
Misalnya, harga bahan pokok dan semen yang masih mahal di Wamena. Untuk itu perlu dibangun jalan dari Mamugu (yang memiliki pelabuhan kecil) - Kenyam - Habema hingga Wamena, termasuk beberapa jembatan yang perlu dibangun.
Nantinya Wamena juga akan terhubung dengan tol laut dan Jalan Trans Papua Wamena - Ilaga - Enarotali - Nabire hingga Wasior yang juga memiliki pelabuhan bongkar muat barang. Dengan adanya jalan yang terhubung ke Wamena dan lokasi-lokasi lain di pedalaman, angkutan logistik tidak lagi harus melalui udara yang akan mengurangi biaya secara keseluruhan.
Adapun saat ini masyarakat sudah mulai merasakan manfaat keberadaan Jalan Trans Papua dan Perbatasan. Meskipun kendaraan yang lewat relatif sedikit, namun penduduk yang sebelumnya berjalan kaki dengan medan yang sulit dan memakan waktu lama,saat ini sudah dapat melintasi jalur yang sama dengan lebih mudah dan cepat.
Diharapkan pada tahun 2018 mendatang, Jalan Trans Papua sudah tersambung semua ruasnya. Sedangkan untuk jalan perbatasan, 884 km dari 1.068 km jalan perbatasan yang sudah terhubung, ditargetkan pada tahun depan keseluruhannya dapat terhubung.
(ang/ang)