Meski dijuluki 'Jembatan Kampung' dan 'Katrok', nyatanya Simpang Susun Semanggi dibangun menggunakan kombinasi teknologi canggih yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.
Manager Proyek Simpang Susun Semanggi Dani Widiatmoko mengatakan, jembatan ini menerapkan teknologi struktur berupa box girder precast. Sementara teknologi pemasangannya menggunakan kombinasi dua metode yakni lifter dan shoring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya teknologi untuk struktur bangunan berupa precast box girder sudah pernah dipakai pada jembatan lain.
Namun lantaran Simpang Susun Semanggi merupakan jembatan lengkung yang cukup panjang hingga 826 meter, artinya kombinasi teknologi ini baru pertama kali dilakukan. Teknologi yang digunakan pun dipastikan dapat membuat jembatan mampu menopang beban ekstrem.
"Teknologi kita itu sudah pernah diaplikasikan sebelumnya. Contoh di jembatan Casablanca, tapi yang membedakan jembatan ini kan melengkung. kemudian menggunakan precast box girder. Untuk yang jembatan lengkung, box girder panjangnya 80m, nah ini belum pernah dilakukan di Indonesia," jelasnya.
Setiap segmen box girder juga diproduksi secara eksklusif, dan bukan secara masal. Hal tersebut untuk menjamin setiap segmen memiliki ukuran yang sesuai, agar bisa disambungkan menjadi setengah lingkaran.
"Nah melengkung ini sendiri dari sisi pabrikasi dituntut satu ketelitian dalam melakukan pabrikasi box girdernya. Disamping dia juga melengkung juga. Setiap segmen diproduksi khusus, satu-satu," jelasnya. (dna/mkj)