Jurus Menteri PUPR Kebut Pembangunan Infrastruktur: Rock n' Roll

Jurus Menteri PUPR Kebut Pembangunan Infrastruktur: Rock n' Roll

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 04 Agu 2017 09:22 WIB
Jurus Menteri PUPR Kebut Pembangunan Infrastruktur: Rock n Roll
Foto: dok. Kementerian PUPR
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono baru saja diganjar penghargaan 'Perekayasa Utama Kehormatan' oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Basuki diganjar penghargaan tersebut lantaran sejumlah torehan positifnya melakukan terobosan dalam pembangunan infrastruktur guna mengejar ketertinggalan.

Selain melakukan sejumlah terobosan teknis, Basuki mengaku kunjungan ke lapangan menjadi pendorong yang signifikan dalam percepatan pembangunan infrastruktur. Menurutnya, hal ini dilakukan bukan karena tidak adanya kepercayaan terhadap para pelaksana, namun sebaliknya, untuk memberikan motivasi agar proyek tepat waktu, tepat mutu dan tepat manfaat.

"Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla terjun langsung ke lapangan secara rutin, blusukan, mengecek progres fisik pembangunan berbagai infrastruktur setidaknya dua kali dalam siklus proyek," kata Basuki dalam orasi ilmiahnya di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (3/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan pola seperti itu, saya sebagai Menteri PUPR harus mengecek setidaknya dua kali lebih banyak untuk memastikan semua berjalan sesuai target. Tidak ada pilihan lain ke kecuali bekerja dengan ritme Rock and Roll," sambungnya.

Selain meninjau langsung ke lapangan, pemerintah juga melakukan terobosan dalam pengadaan tanah. Pengadaan tanah selalu jadi isu krusial dan kendala utama dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Namun dengan terbitnya Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, diikuti dengan keluarnya Perpres No. 102 tahun 2016 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional menjadikan proses pengadaan tanah menjadi lebih terukur dan pasti.

"Salah satu poin penting adalah dimungkinkannya penggunaan dana talangan oleh badan usaha untuk proses ganti-rugi tanah khususnya untuk proyek pembangunan jalan tol dan bendungan, yang dijamin penggantiannya oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," ungkapnya.

Cepatnya proses pengadaan lahan membuat pembukaan lahan dan konstruksi pun bisa dikebut. Hal ini dibuktikan lewar pelayanan mudik Lebaran tahun ini yang jauh lebih baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk perjalanan dari Jakarta ke Semarang, tahun ini dapat ditempuh antara 14-18 jam, lebih cepat dari tahun 2016 antara 24-30 jam," ujar Basuki.

Di sisi pendanaan, pemerintah juga melakukan terobosan dengan mencari pembiayaan di luar pendanaan konvensional yang bersumber dari APBN yang sangat terbatas. Misalnya mendorong pihak swasta, secara mandiri maupun melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads