Disebut Punya Gaji 'Selangit', Apa Saja Pekerjaan Pegawai JICT?

Disebut Punya Gaji 'Selangit', Apa Saja Pekerjaan Pegawai JICT?

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 04 Agu 2017 14:02 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Pegawai PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dituding punya gaji 'selangit'. Berdasarkan data JICT, pendapatan yang bisa dibawa pulang per tahunnya mulai dari Rp 600 juta unyuk level 4 hingga Rp 1,6 miliar per tahun untuk level 9.

Namun, para pegawai JICT membantah pendapatannya setinggi itu. Lalu bagaimana pekerjaan yang dilakoni pegawai JICT setiap harinya?

"Kalau pelabuhan itu bisa dibilang pekerjaan kita 80% di operation. Ini untuk menjaga produktivitas pelabuhan," kata salah satu pegawai JICT level 7 kepada detikFinance di Kantor JICT, Jakarta Utara, Jumat (4/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan produktivitas pelabuhan yang tinggi, maka pendapatan pelabuhan juga akan meningkat.

"Kalau produktivitas tinggi, kapal kenapa banyak ke JICT, karena lebih cepat pindahkan kontainer. Kalau kapal lama, biaya besar," katanya.

Ia menambahkan, risiko yang dihadapi saat bekerja juga besar lantaran berhadapan dengan alat-alat berat. Selain itu, untuk melakoni pekerjaan ini juga harus memiliki keahlian khusus, khususnya bagi operator crane.
Pegawai JICT level 9 lainnya menilai bahwa aksi mogok kerja yang dilakukan dua hari belakangan ini bukan didasari karena pendapatan yang sudah besar. Ia menilai ada kesalahan perseroan dalam perpanjangan kontrak JICT antara PT Pelindo II dengan Hutchison Port Holding hingga 2039 terindikasi merugikan keuangan negara sebesar US$ 360 juta atau sekitar Rp 4,08 triliun.

Selain itu, adanya pembayaran rental fee dari JICT kepada Pelindo II sebesar US$ 85 juta per tahun dinilai membuat kesejahteraan karyawan JICT menurun, di antaranya pembayaran bonus pekerja.

Akibatnya, pembayaran bonus 2016 jauh berkurang dari yang seharusnya dibayarkan kepada pekerja.

"Tapi kan substansi terhadap aksi ini bukan karena gaji besar. Ketika orang mapan melakukan kritik menjadi permasalahan di negara ini. Selama ini harus rakyat jelata bisa mengkritik dan itu menjadi kasihan," tuturnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads