Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, mengatakan pemerintah memasang target nilai perdagangan dengan EEU cukup tinggi yakni US$ 5 miliar atau Rp 66,5 triliun (kurs Rp 13.300). Jauh di atas nilai perdagangan Indonesia-EEU tahun 2016 sebesar US$ 2,3 miliar, dengan Indonesia menikmati surplus US$ 245,68 juta.
"Kita menyepakati untuk menyusun CEPA antara Eurasia dengan Indonesia. Presiden (Joko Widodo) sudah menentukan target kita untuk mencapai nilai perdagangan US$ 5 miliar untuk waktu yang sesingkat-singkatnya," ujar Enggartiasto di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (10/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap negara di Eurasia punya potensi sendiri-sendiri. Kazakhstan potensial busana-busana Muslim dan garmen, mereka sangat tertarik. Kemudian potensi lain di Eurasia yakni buah-buahan tropis yang selama ini banyak dari Vietnam dan Malaysia. Bahkan meski pengiriman pakai kargo udara, masih bisa masuk harganya," jelas Enggar.
Selain itu, secara khusus dengan Rusia, Kementerian Perdagangan merencanakan imbal dagang (counter trade), yaitu barter hasil perkebunan seperti kopi, kelapa sawit, teh, kareta dengan pesawat Sukhoi Su-35.
"Hubungan kita dengan Rusia kan sudah 50-60 tahun, kita sampaikan kita kan sudah ada perdagangan, saya percaya anda, dulu kita juga sudah ambil Sukhoi, kenapa tidak imbal balik, kita juga perlu Anda. A friend in need is a friend indeed," pungkas Enggar. (idr/hns)











































