Bahas APBN 2018, Jokowi Singgung Soal Anak Kerdil

Bahas APBN 2018, Jokowi Singgung Soal Anak Kerdil

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2017 15:48 WIB
Foto: Gibran Maulana Ibrahim/detikcom
Jakarta - Berdasarkan Global Nutrition Report (2014) 37,2% Balita mengalami pertumbuhan kerdil (stunting). Hal itu sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya pada sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI, Rabu (16/8/2017).

Mengapa Jokowi sampai menyinggung masalah anak kerdil dalam perhelatan membahas nota keuangan di gedung DPR/MPR tersebut?

Stunting atau kerdil adalah fenomena gangguan pertumbuhan yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi yang diperlukan alias kurang gizi. Semakin banyak anak kerdil, menunjukkan kurangnya kualitas asupan gizin masyarakat di satu negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu lah yang membuat Jokowi merasa penting untuk menyinggung masalah tersebut di depan forum yang dihadiri para anggota dewan tersebut.

Pemerintah, aku Jokowi, sejak awal periode sudah menempatkan masalah ini pada prioritas untuk segera ditangani. Hal itu juga akan terus dilanjutkan di tahun 2018.

"Pemerintah secara konsisten melakukan intervensi untuk mengurangi dampak kekurangan gizi kronis yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal pada bayi atau stunting," sebut Jokowi dalam kesempatan tersebut.

Intervensi yang dilakukan, misalnya melalui Kartu Indonesia Sehat masyarakat miskin bisa mendapat pelayanan kesehatan hingga makanan bergizi bagi anak untuk mencegah stunting.

"Hal ini mengingat seribu hari pertama kehidupan akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, terkait dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik, serta
kesiapan untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi," sambung Jokowi.

Upaya ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia di masa depan dapat bersaing di tengah kian ketatnya persaingan bursa tenaga kerja yang semakin terbuka di masa depan.

Jokowi ingin, berbagai infrastruktur yang sudah dibangun saat ini bisa dioperasikan oleh tenaga kerja dari Indonesia. Sehingga, butuh peningkatan kualitas mutuk anak Indonesia baik dari sisi kecerdasan maupun perkembangan fisik.

"Program ini akan sangat penting untuk memperbaiki kualitas anak-anak Indonesia ke depan sebagai investasi kita di sumber daya manusia Indonesia," tandas Jokowi. (dna/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads