Seperti dikutip dari Business Insider, sejak setahun terakhir Hooters tengah berjuang untuk mengepakkan sayap di wilayah Asia Tenggara. Setidaknya Hotters berencana membuka 30 gerai dalam jangka waktu enam tahun ke depan.
Berbagai upaya penyegaran pun dilakukan, salah satunya dengan mengubah desain restoran, menu hidangan, hingga menyesuaikan konsep Hooters di negara ekspansi masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika para pelayan Hooters di negara asalnya, Amerika Serikat, selalu menonjolkan seragam yang cukup fulgar, di Indonesia pakaian tersebut pun disesuaikan, dengan tidak menonjolkan bagian-bagian sensual. Begitu juga dengan beberapa saus lokal Indonesia yang sengaja disuguhkan untuk memuaskan selera masyarakat Indonesia, saus sambal bajak.
"Kalau di Amerika waitress kita seksi-seksi, keliatan (belahan dadanya). Tapi kan diadaptasi di semua negara. Enggak semua negara seperti itu. Contohnya Jakarta kan enggak sevulgar yang mereka bayangkan," ungkap Sherry saat berbincang dengan detikFinance di Gerai Hooters, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2017).
"Pelayan kita pakai rok tenis. Atasannya juga yang enggak keliatan kayak yang digembor-gemborin (vulgar), lebih sporty. Enggak menunjukkan kalau mereka pornografi atau pornoaksi. So far animo masyarakat Jakarta oke," lanjutnya.
Hal tersebut yang membuatnya semakin yakin Hooters masih akan diterima masyarakat Indonesia. Terbukti dengan rencana manajemen Hooters untuk kembali menambah gerai di Bali.
Saat ini setidaknya, Hooters sudah merambah pasar Asia Tenggara. Selain Indonesia, Hooters sudah lebih dulu ada di Singapura, dan Bangkok. Sementara di wilayah Asia lainnya, Hooters sudah berada di Jepang, Hongkong, dan Taiwan.
"Di Asean di Bangkok, Singapura. Ada Asia udah ada di Taiwan, Hongkong, Jepang," ujarnya.
Sebelumnya keputusan Hooters untuk berekspansi ke berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara disebabkan oleh penjualan Hooters di Amerika Serikat yang mengalami stagnasi beberapa tahun terakhir. Hingga akhirnya pada 2012-2015 Hooters tercatat telah mengurangi jumlah tokonya di AS hingga 7%. (ang/ang)