Mau Larang Pemotor Lewat Rasuna Said-Sudirman? Siapkan Ini Dulu

Mau Larang Pemotor Lewat Rasuna Said-Sudirman? Siapkan Ini Dulu

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 21 Agu 2017 13:11 WIB
Foto: Heldania Ultri Lubis/detikcom
Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) berencana melakukan pelarangan motor melewati Jalan Sudirman dan Rasuna Said pada Oktober mendatang. Saat ini, kendaraan roda dua sudah dilarang melintas di Jalan MH Thamrin.

Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas, mengungkapkan sebelum dilakukan pelarangan, sebaiknya perlu disediakan kantong-kantong parkir yang tarifnya terjangkau.

"Yang pakai motor kan rata-rata dari Depok, Kalimalang, Tanjung Barat, dan daerah (pinggiran) lain. Harus sediakan park and ride dulu yang murah. Dorong yang pakai motor bisa beralih ke angkutan umum, jangan asal larang tapi tidak diberi alternatif," ujarnya kepada detikFinance, Senin (21/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya, jelas dia, pengguna motor dengan sendirinya akan beralih ke transportasi umum jika ada parkir yang murah, plus transportasi umum yang nyaman untuk melanjutkan perjalanan ke pusat bisnis tempatnya bekerja.

"Contohnya orang bisa parkir di Blok M, lanjut pakai Transjakarta, di Sudirman Transjakarta sudah bagus. Kalau di Kuningan saya kira belum sebaik di Sudirman. Orang akan terdorong pakai angkutan umum kalau ada yang lebih murah," ujar Darmaningtyas.

"Sekarang busway di Kuningan (Rasua Said) saja belum optimal, parkirnya belum ada. Bangun dulu parkir di daerah Mampang atau Ragunan. Misalnya tarifnya Rp 5.000 untuk beberapa jam pertama," tambahnya.

Dia mengungkapkan, rencana larangan motor di Jalan Sudirman dan Rasuna Said kurang tepat jika diberlakukan dalam waktu dekat.

"Karena belum banyak alternatif buat pengguna motor kalau itu dilarang. Ciptakan banyak alternatif yang nyaman dan murah dulu, baru kemudian dilarang. Setidaknya kalau mau melarang motor, mungkin tepat kalau diterapkan di tahun 2019," ungkap Darmaningtyas.

Dia menuturkan, mobilisasi ke dua pusat bisnis tersebut menyulitkan bagi sebagian pekerja jika mengandalkan transportasi umum yang ada saat ini.

"Saya kira kalau misalnya di Sudirman bisa lebih siap, karena Transjakarta di jalan itu sudah lebih bagus. Tapi tidak untuk daerah Kuningan. Pembatas jalan Transjakarta juga sudah tidak ada, minimal dilarang di 2019, saat LRT dan MRT sudah terbangun. Kemudian ERP untuk mobil juga sudah siap," jelas Darmaningtyas. (idr/dna)

Hide Ads