Rahasia Jokowi Hidupkan Proyek Mangkrak 40 Tahun

Rahasia Jokowi Hidupkan Proyek Mangkrak 40 Tahun

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 22 Agu 2017 15:44 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam membangun infrastruktur butuh kecepatan dalam mengambil keputusan. Keputusan yang berlarut-larut kata dia justru akan menghambat proyek tersebut dan tidak akan menyelesaikan masalah.

"Dengan pengambilan keputusan yang cepat, lebih dari 60% masalah bisa dihadapi kalau sudah diambil keputusan. Karena itu sering menghambat," katanya saat ditemui di sela acara Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Hal tersebut menjadi salah satu rahasia pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menghidupkan kembali proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan yang sempat mangkrak 43.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah memandang proyek ini memiliki manfaat yang sangat besar untuk masyarakat, karena akan mengalirkan air curah dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 liter air per detik ke lima Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Provinsi Jawa Timur. Sehingga perlu dilakukan percepatan untuk menjalankan program ini setelah mangkrak.

Dengan kebutuhan pendanaan yang besar, pemerintah melalui Bappenas akhirnya menetapkan proyek ini sebagai salah satu showcase project dengan skema kerja sama dengan badan usaha pada tahun 2010.

Namun akhirnya proyek ini benar-benar berjalan efektif perencanaan pengerjaannya sejak 2015 lalu, dengan menjamin pembiayaannya melalui PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI). Guna mendorong investor mau mengerjakan proyek yang menelan investasi Rp 2,3 triliun itu, pemerintah pun memberikan dukungan pendanaan dalam bentuk Viability Gap Fund (VGF).

Termasuk juga pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) di Jakarta yang setelah dimulai, justru bisa dikebut penyelesaiannya dan saat ini terus menunjukkan kemajuan.

"Seperti SPAM Umbulan, itu 40 tahun tertunda. Bapak Presiden mencontohkan dengan MRT, kalau dihitung terus benefit cost ratio-nya itu enggak akan ketemu, 26 tahun baru diputuskan. Jadi leadership itu adalah tantangan yang kita hadapi mengejar ketertinggalan ini," ucap Basuki.

Pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tentu saja harus tepat tersebut lebih karena mengejar ketertinggalan infrastruktur yang dialami Indonesia. Menurut Basuki, daya saing saat ini ditentukan oleh cepat atau tidaknya dalam bekerja.

Untuk itu, hambatan-hambatan yang selama ini ada perlu segera dipecahkan solusinya, seperti regulasi-regulasi yang menghambat, peningkatan SDM, hingga inovasi dalam teknologi dan pembiayaan.

"Yang namanya daya saing, sekarang ini bukan lagi yang besar dengan yang kecil, yang lemah dan yang kuat. Tapi dengan yang lebih cepat dan lebih baik," tukasnya. (eds/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads