Saat ini kartu tersebut hanya bisa digunakan untuk membeli beras, gula, minyak goreng dan telur ayam. Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi Dulung, mengatakan, pihaknya saat ini tengah merencanakan agar bahan pangan yang dibeli bisa lebih banyak.
"Belinya di e-warong yang semuanya sudah memiliki EDC. Tahun depan malah ditambah atau diganti dengan sayur, kacang-kacangan, ikan beku, dan ikan asin. Karena ini hubungannya dengan nutrisi. Masukan mengganti gula dengan ikan beku lebih bagus," ujar Andi saat lokakarya 'Pemanfaatan Teknologi untuk Bantuan Sosial' di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (24/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usulannya gula diganti dengan ikan saja. Karena gula dianggap kurang sehat, ini kan kaitannya dengan kecukupan nutrisi," terang Andi.
Diungkapkannya, program bantuan pangan non tunai sendiri sudah diterapkan di 44 kabupaten kota dengan jumlah penerima 1,2 juta. Dan ditargetkan bisa menjadi 10 juta penerima pada tahun depan di 416 kabupaten kota. Sehingga otomatis tak lagi menerima bantuan beras rastra dari Bulog.
Sementara untuk pembelian bahan pangan dalam program tersebut, hanya bisa dilakukan lewat e-warong, sebutan untuk toko sembako yang ditunjuk yang saat ini jumlahnya 83.000 toko. Penerima bantuan akan dipotong saldonya setelah kartunya digesek pada mesin EDC yang ada di e-warong.
"Ada 3 macam agen e-warong yang sudah ada, pertama toko yang memang menjual pangan, kedua dari Bulog yang namanya Rumah Kita sudah ada 22 ribu, dan ketiga itu agen yang ditunjuk perbankan itu jumlahnya ada 3 ribu agen," terang Andi.
Sementara untuk perbankan BUMN atau BUMN penerbit kartu, kata dia, nantinya akan memiliki porsi masing-masing di setiap daerah sebagai bank penerbit kartu bantuan ini.
"Terbesar jaringanya kan BNI dan Mandiri, mereka kira-kira 35%. Sisanya Mandiri dan BTN dibagi dua, tapi Mandiri pastinya punya porsi lebih besar. Yang pasti, kita maunya satu daerah kecamatan, ya hanya satu bank saja. Kalau luar Jawa, BRI akan lebih banyak," pungkasnya. (idr/dna)