Sri Mulyani Tak Mau Ngajar Kalau Orang Tua Mahasiswa Tak Punya NPWP

Sri Mulyani Tak Mau Ngajar Kalau Orang Tua Mahasiswa Tak Punya NPWP

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 28 Agu 2017 12:37 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, punya kebiasaan yang khas sebelum memulai mengajar di setiap kampus-kampus.

Dia menyebutkan, kebiasaan yang suka dilakukan adalah dengan meminta kepada seluruh murid untuk mengirimkan pesan elektronik (sms) kepada masing-masing orang tuanya untuk menanyakan sudah punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau belum.

"Biasanya kalau kelasnya sedikit, saya tanya kalian punya handphone semua, iya , tolong sms ayah ibunya, tanya dia sudah punya NPWP ada atau enggak, biasanya saya memulai dengan itu," kata Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi UI Depok, Senin (28/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan, bahwa tidak akan memulai kelas jika seluruh pesan yang dikirimkan belum dibalas atau direspons oleh masing-masing orang tua murid. Sebab, hal itu bisa memastikan bahwa sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya menjadi wajib pajak yang baik.

"Biasa saya belum mau memulai sampai sms itu di balas, ada yang bapaknya lagi rapat, nanti ada yang bilang sudah, ada bu, berarti your parent bayar pajak, baru saya mau ngajar. Itu biasanya begitu, karena ini 700 orang enggak mungkin," tambah dia.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, menjadi bagian dari penyelenggara negara harus mampu menjembatani seluruh masyarakat. Dia mencontohkan seperti kebijakan tarif dalam rangka melindungi produsen dalam negeri.

"Saya tidak akan jelaskan mana yang baik mana yang buruk, karena itu yang akan kalian pelajari, seperti tadi pas uber dan gojek kalian setuju karena kalian dapat service yang baik lebih murah, dan itu kalian sebagai konsumer, pas ditanyai tarif anda sudah tidak konsisten. Melindungi produsen dalam negeri itu bagus, harganya naik berarti itu bagus ada bayar pajak, kalau anda punya rasa memelihara itu baik," ungkap dia.

Sri Mulyani memastikan, masalah penerapan tarif bea masuk dalam rangka melindungi produsen dalam negeri juga harus diimbangi dengan meningkatnya kualitas suatu barang yang diproduksi, agar mampu berkompetisi dengan barang-barang impor.

"Itu adalah all issue yang akan dipelajari, pelajari dengan baik, agar menjadi mahasiswa ekonomi yang akan menjadi orang punya basic berpikir yang baik. Dan itu akan menjadi orang yang langka," tutup dia. (mkj/mkj)

Hide Ads