Deflasi bisa saja diasumsikan sebagai penurunan daya beli. Di mana permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa lemah, sehingga stok yang tersedia terus menumpuk. Harga ada kecenderungan untuk turun.
Akan tetapi, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto memastikan hal tersebut tidak terjadi di Indonesia sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan, deflasi yang terjadi ini dikarenakan adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bagan makanan deflasi 0,67%, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi 0,60%.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah di kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26%.
Oleh karenanya, pria yang akrab disapa Kecuk ini memastikan deflasi yang terjadi lebih dikarenakan pemerintah berhasil mengendalikan harga melalui beberapa kebijakannya.
"Ini menjaga harga pangan luar biasa, banyak kebijakan dari Kemendag, satgas pangan, karena waktu itu pada Januari-Juli ada pencabutan subsidi listrik, untuk kompensasi itu pemerintah mengontrol, jadi bukan karena demand menurun, dan daya beli yang rendah," tukas dia. (mkj/mkj)











































