Perubahan sistem transaksi ini menyebabkan tarif untuk jarak terjauh menjadi lebih murah karena hanya membayar Rp 6.500 sedangkan jarak dekat harus menanggung biaya lebih mahal lantaran sebelumnya hanya membayar Rp 2.500 (golongan I).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pemberlakuan satu tarif ini dilakukan lantaran dibongkarnya gerbang GT Cimanggis Utama dan Cibubur agar pembayaran tak lagi dilakukan di tengah, melainkan di pintu masuk atau keluar tol saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diharapkan transaksi lebih mudah dan kemacetan di Cibubur dan Cimanggis bisa kita hilangkan," katanya dalam jumpa pers di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Diubahnya sistem pembayaran tersebut membuat diharapkan dapat mengurai kepadatan jalan tol Jagorawi karena simpul kepadatan di GT Cimanggis Utama dan GT Cibubur Utama dihilangkan sehingga lalu lintas terdistribusi di beberapa titik.
Penerapan satu tarif sendiri tak bakal mengurangi pendapatan Jasa Marga lantaran tarif penggunaan tol jarak jauh akan tersubsidi oleh yang jarak dekat.
"Jadi waktu tempuh bisa lebih cepat. Karena kalau antrean di hari biasa itu rata-rata bisa sampai 28 menit di Cibubur Utama, rata-rata antrean 42 menit kalau di weekend, bahkan long weekend waktu antrean sampai 70 menit. Jadi untuk mengurangi biaya perjalanan, dengan makin sering berhenti, waktu tempuh bisa lebih lama. Dengan ditiadakannya barrier-barrier ini, akan memgurangi biaya perjalan, baik biaya waktu dan nilai operasi," pungkasnya. (eds/dna)











































