.webp)
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VI DPR RI, Ketua himpunan bank-bank milik negara (Himbara) Maryono menjelaskan jika bank BUMN sudah bersedia memenuhi permintaan itu.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk menarik dividen dari bank BUMN sebesar Rp 12,6 triliun pada 2018. Dari keseluruhan yang ditargetkan Rp 43.6 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan setoran tersebut naik dibandingkan setoran tahun lalu sebesar Rp 12,5 triliun. Kementerian BUMN dinilai masih mempertimbangkan kebutuhan modal bank.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, Kementerian akan memantau kembali kinerja BUMN yang menyetorkan dividen.
"Kami lihat kembali kinerja mereka dan kami lihat cashflow dan kalau perbankan kami akan lihat rasio permodalannya," ujar dia.
Dia menjelaskan, bank BUMN masuk dalam kategori setoran dividen moderat yakni setoran sebesar 20-45%.
Untuk Bank Mandiri, Gatot menjelaskan dividen payout ratio sebesar 35% dan ditambah 10% spesial dividen untuk menjaga dividen per saham tidak lebih rendah dari tahun lalu dengan capital adequacy ratio (CAR) 19,65%.
Sedangkan BRI dividen POR nya 30% ditambah 10% spesial dividen untuk menjaga dividen per saham tidak lebih rendah dari tahun lalu dengan CAR sebesar 21,53%.
Lalu untuk BNI dividen POR 25% dan ditambah 10% spesial dividen untuk menjaga dividen per sahamnya tidak lebih rendah dari tahun lalu dengan CAR sebesar 18,45%.
Kemudian untuk BTN dividen POR nya 20% untuk memperkuat modal inti dengan tetap menjaga CAR sebesar 16,79%
Berdasarkan data Kementrian BUMN, setoran dividen BRI pada 2016 tercatat Rp 5,99 triliun, Bank Mandiri Rp 3,72 triliun, BNI Rp 2,3 triliun dan BTN Rp 314 miliar. (ang/ang)
