Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Agus Santoso, mengungkapkan empat bandara tersebut yakni Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya, Bandara Wirasaba di Purbalingga, Bandara Ranai di Natuna, dan Bandara Morotai di Maluku Utara.
"Pertama bandara militer yang akan jadi bandara sipil itu sesuai arahan Pak Presiden itu yang di Tasikmalaya. Minta 2 bulan selesai, tapi 2 hari sudah bisa didarati Wings Air. kemudian Bandara Wirasaba yang ada di Purbalingga, ini juga dari TNI akan dioperasikan untuk sipil," jelas Agus di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (7/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nomor 3 Morotai atau Bandara Pitu. Namanya pitu (tujuh dalam Bahasa Jawa) karena dulu ada 7 runway untuk perang. Tapi yang dilestarikan dan diperluas itu hanya salah satu. Kemudian keempat itu bandara di Natuna. Jadi ada 4 bandara yang tahun ini berfungsi dari militer ke sipil," ungkap Agus.
Untuk Bandara Ranai di Natuna, sudah mulai resmi beroperasi menjadi penerbangan sipil pada Mei 2017 lalu. Dia melanjutkan, selain 4 bandara yang beralih fungsi untuk penerbangan sipil, ada 3 bandara lainnya yang sebelumnya merupakan milik pemerintah daerah dan tengah dikembangkan untuk jadi bandara komersial.
"Ada 3 bandara di tapal kuda di Jawa Timur. Mereka punya kekhasan, Pemda yang bangun sendiri, dia bebaskan tanahnya dan bangun runway dan terminal sampai apron, semuanya dibangun sendiri. Pertama Bandara Trunojoyo di Sumenep, kedua Bandara Notohadinegoro di Jember, dan ketiga Blimbingsari di Banyuwangi," tutur Agus. (idr/hns)